Kamis, 02/05/2024 - 07:39 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LINGKUNGAN

BRIN: Kemunculan Banyak Siklon Tropis Indikasi Perubahan Iklim

ADVERTISEMENTS

BRIN menyatakan kemunculan banyak siklon tropis mengindikasi perubahan iklim yang telah berkontribusi dalam peningkatan intensitas kejadian cuaca ekstrem di Indonesia.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

 Jakarta — Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyatakan kemunculan banyak siklon tropis mengindikasi perubahan iklim yang telah berkontribusi dalam peningkatan intensitas kejadian cuaca ekstrem di Indonesia. Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN Eddy Hermawan mengatakan saat ini tiga siklon tropis telah menyebabkan bencana hidrometeorologi di berbagai daerah.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

“Kemunculan mata badai banyak, frekuensi kejadian ekstrem meningkat, dan juga lokasinya bertambah,” kata Eddy saat dihubungi di Jakarta, Senin (18/3/2024).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
Lima Tahapan Gerhana Matahari Total 8 April 2024
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Selain kemunculan siklon tropis di wilayah perairan Indonesia yang berbatasan dengan Australia, dua mata badai yang juga muncul di atas Jepang. Eddy menuturkan mata badai yang muncul dalam waktu bersamaan seperti saat ini adalah fenomena tidak biasa yang mengindikasikan efek perubahan iklim.

ADVERTISEMENTS

Keberadaan siklon tropis dalam jumlah banyak tersebut tidak hanya menimbulkan bencana hidrometeorologi, tetapi juga menarik angin dingin dari Kutub Selatan yang membuat udara di Indonesia terasa cukup dingin.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

“Salah satu teori dampak perubahan iklim adalah frekuensi kemunculan fenomena ekstrem meningkat. Kemudian, lokasi yang tidak biasanya,” kata Eddy.

Lebih lanjut dia mencontohkan daerah yang biasanya tidak mengalami hujan justru turun hujan, seperti Timur Tengah. Lalu, kutub yang dingin kini mulai menghangat.

Berita Lainnya:
Dampak Perubahan Iklim dan Cuaca Ekstrem Menghantam Asia dengan Keras

Bagi wilayah tropis seperti Indonesia yang hanya memiliki dua musim, cuaca ekstrem yang meningkat tidak hanya terjadi saat musim hujan saja, tetapi juga terjadi saat periode transisi menuju musim kemarau.

Eddy mengatakan kondisi cuaca di Indonesia akan kembali normal bila siklon tropis mendekati wilayah daratan karena mata badai punya energi yang kuat saat berada di tengah laut, namun meluruh saat mencapai daratan. “Cuma sampai kapannya saya belum berani (memprediksi), karena memang kondisinya masih seperti ini,” kata Eddy.

sumber : Antara

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi