Kamis, 02/05/2024 - 14:38 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMISYARIAH

Prudential Ajak Generasi Muda Dorong Pertumbuhan Ekonomi Syariah di Indonesia

ADVERTISEMENTS

 JAKARTA — Asuransi memiliki peranan signifikan dalam melindungi masyarakat Indonesia. Sepanjang 2023, industri asuransi jiwa berhasil menunjukan komitmennya dengan membayarkan klaim sebesar Rp 162,75 triliun yang telah membantu 10,11 juta jiwa  terhindar dari risiko tak terduga, seperti penyakit kritis atau kecelakaan. 

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

Sebagai bagian dari industri asuransi jiwa yang terbilang masih baru, asuransi jiwa syariah terus mengalami pertumbuhan. Hal ini ditandai dengan terus bertambahnya jumlah perusahaan asuransi jiwa syariah yang beroperasi, khususnya sejak 2011.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI) mencatat fluktuasi kontribusi kotor asuransi jiwa syariah di Indonesia selama periode April 2022 hingga April 2023. Kontribusi kotor mencapai puncak tertinggi pada bulan Desember 2022 dengan Rp 3,07 trilliun, menandakan pertumbuhan yang signifikan .

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Pada acara Kuliah Umum Bisnis Islam di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia yang bertemakan “Takaful Ties: Unravelling the Experiences of Islamic Insurance Industry in the UK and Indonesia” baru-baru ini, Prudential Syariah perkuat komitmennya dalam mendorong pertumbuhan ekonomi syariah di Indonesia melalui peningkatan literasi dan inklusi asuransi jiwa syariah, khususnya di kalangan generasi muda.

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh
Berita Lainnya:
Prudential Syariah Ungkap Masih Banyak Peluang Penetrasi Pasar

 

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

Head of Product Development, Prudential Syariah, Bondan Margono mengatakan diskusi diharapkan dapat membangun hubungan kuat antara Indonesia dan Inggris dalam mengembangkan industri asuransi syariah. Terlebih, Inggris merupakan salah satu negara pertama di Eropa yang menerapkan sistem ekonomi Islam dan juga sebagai pusat keuangan Islam di barat meskipun bukan sebagai negara mayoritas muslim.

“yang terpenting, kami harap mahasiswa yang hadir juga dapat ikut berpartisipasi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi syariah” ujar Bondan Margono berdasarkan rilis yang diterima Republika.co.id, Kamis (21/3/2024).

Walaupun Indonesia memiliki potensi besar untuk sektor keuangan syariah, sektor asuransi syariah masih belum berkembang secara optimal. Hal ini salah satunya ditandai dengan tingkat literasi dan penetrasi asuransi syariah yang masih rendah, tertinggal jauh dibandingkan asuransi konvensional.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 2022 , tingkat literasi asuransi syariah hanya 9,14 persen, dibandingkan 49,7 persen untuk asuransi konvensional. Penetrasi asuransi syariah pun masih rendah di angka 0,13 persen. Di sisi lain, rendahnya literasi dan penetrasi ini juga menunjukkan peluang pertumbuhan asuransi syariah di Indonesia yang masih sangat besar.

Di kesempatan yang sama, Bondan Margono, menyampaikan komitmen Prudential Syariah untuk mendorong pertumbuhan industri asuransi syariah di Indonesia diwujudkan dalam tiga strategi utama, yaitu inovasi, kolaborasi, dan digitalisasi. Tak hanya menawarkan produk dan layanan, Prudential Syariah juga memiliki komitmen untuk mempercepat literasi keuangan syariah Indonesia dengan meluncurkan Sharia Knowledge Center (SKC) pada September 2022 untuk menjadi medium kolaborasi seputar ekonomi dan keuangan Syariah yang berlandaskan pada empat pilar, yaitu, pilar informasi, literasi, inovasi, dan kolaborasi. 

Berita Lainnya:
Pimpin Industri, Prudential Syariah Catat Total Pendapatan Kontribusi Rp 3,2 Triliun

Acara yang turut dihadiri oleh Gunawan Yasni, Bendahara Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI), Jon Guy, Secretary-General, The Islamic Insurance Association of London (IIAL), dan Erwin Noekman, Direktur Eksekutif, Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI) ini, menjadi momentum bagi kedua negara untuk membuka kesempatan lebih jauh lagi di masa mendatang dalam mendorong keuangan islam secara global.

Dalam pemaparan dalam kuliah umum tersebut, dijelaskan juga perbedaan antara Indonesia dan Inggris jika dilihat dari lanskap syariah. Indonesia dan Inggris memiliki perbedaan dalam implementasinya. Di Indonesia, industri asuransi diatur dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) serta didukung oleh Dewan Syariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI), sedangkan di Inggris, sistem regulasi diatur oleh Financial Conduct Authority (FCA). 

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS
1 2

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi