Selasa, 30/04/2024 - 05:35 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ASIAINTERNASIONAL

Harga Daun Bawang dan Dinamika Politik di Pemilu Korsel

ADVERTISEMENTS

SEOUL  — Melonjaknya harga daun bawang dan apel, dokter yang menyerang, dan tudingan seorang politisi yang diduga seksis terhadap kandidat perempuan. Hal-hal inilah yang menjadi isu yang mewarnai pikiran para pemilih di Korea Selatan tahun ini.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

Ketika warga Korea Selatan bersiap untuk memilih parlemen baru yang beranggotakan 300 orang pada Rabu (10/4/2024), banyak yang memilih mata pencaharian dan topik domestik lainnya sebagai isu pemilu mereka yang paling penting, dan menjauhi agenda yang biasanya populer seperti ancaman nuklir Korea Utara dan komitmen keamanan AS.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

“Saya merasa tertarik pada seseorang yang berbicara tentang hal-hal yang benar-benar bermanfaat bagi lingkungan kita,” kata Kim Yun-ah, seorang perwira pekerja Seoul berusia 45 tahun. “Saya sering tidak tahu kapan Korea Utara melakukan uji coba rudal,” ia melanjutkan. 

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Para ahli mengatakan sekitar 30 atau 40 persen dari 44 juta pemilih di Korea Selatan netral secara politik dan siapa yang mereka dukung kemungkinan besar akan menentukan hasil pemilu 10 April 2024. Beberapa isu yang mewarnai sentimen pemilih pada pemilu kali ini, antara lain, dikutip dari AP, Senin (8/4/2024), 

ADVERTISEMENTS

Aliran Moderat 

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Perpecahan konservatif-liberal di Korea Selatan begitu mencolok, sehingga banyak pemilih yang mungkin sudah menentukan siapa yang akan mereka pilih berdasarkan afiliasi partainya, dan bukan berdasarkan kebijakan para kandidat di daerah pemilihannya.

Berita Lainnya:
Respons Iran akan Lebih Kuat Bila Israel Balas Serangan

Korea Utara mengatakan pihaknya menguji rudal jarak menengah hipersonik baru yang lebih mudah disembunyikan. “Polarisasi ekstrem telah menyebabkan perluasan kelompok moderat yang muak dengan perselisihan partisan dan lebih fokus pada masalah mata pencaharian seperti harga, pekerjaan dan pajak,” ujar Choi Jin, direktur Institute of Presidential Leadership yang berbasis di Seoul.

Choi memperkirakan, sekitar 30 persen warga Korea Selatan adalah konservatif, 30 persen lainnya liberal, dan 40 persen sisanya moderat. Pakar lain menyebutkan proporsi kelompok moderat sebesar 30 persen.

“Singkatnya, bahkan jika kelompok konservatif dan liberal bertengkar hebat mengenai isu-isu politik, hal itu tidak akan banyak mempengaruhi hasil pemilu,” kata Choi. “Nasib pemilu ditentukan oleh kelompok moderat yang secara diam-diam memantau masalah penghidupan dan memutuskan siapa yang akan mereka pilih,” lanjutnya. 

Beberapa pengamat mengatakan partai-partai oposisi liberal dapat mempertahankan status mayoritas mereka. Hal ini akan membuat Presiden konservatif Yoon Suk Yeol, yang masa jabatan lima tahunnya akan berakhir pada tahun 2027, akan menjadi tim yang lemah. 

Namun ada juga yang berpendapat bahwa banyak kelompok moderat yang masih ragu-ragu, sehingga masih terlalu dini untuk memprediksi siapa yang akan menang. Terlepas dari hasil pemilu, agenda utama kebijakan luar negeri Yoon tidak akan berubah, seperti meningkatkan kerja sama keamanan dengan AS dan Jepang dan mengambil tindakan keras terhadap program nuklir Korea Utara, kata para ahli.

Berita Lainnya:
Partai di Korsel Bersaing Rayu Pemilih Jelang Pemungutan Suara

Daun Bawang

Yoon mendapatkan lebih dari apa yang ia harapkan ketika ia mengunjungi pusat perbelanjaan di Seoul bulan lalu untuk mempromosikan upaya pemerintah dalam menjinakkan harga pangan. Namun akhirnya mengundang kritik dengan berbicara tentang harga bawang hijau.

Melihat seikat bawang hijau dengan label harga 875 won atau Rp 10.200, Yoon mengungkapkan, ia telah mengunjungi banyak pasar. “Menurut saya 875 won adalah harga yang sama, harga wajar,” ujarnya. 

Sementara itu, harga eceran rata-rata daun bawang berkisar antara 3.000 hingga 4.000 won (Rp 35 ribu hingga Rp 47 ribu) dalam beberapa pekan terakhir, mencapai level tertinggi dalam beberapa tahun terakhir.

Komentar Yoon yang tidak masuk akal ini, telah menciptakan krisis kecil bagi Partai Kekuatan Rakyat yang dipimpinnya. Karena kandidat dari oposisi liberal utama, Partai Demokrat, telah membawa daun bawang ke dalam kampanye pemilu dan menuduh Yoon meremehkan harga pangan dan tidak memahami kenyataan.

Bukan hanya daun bawang. Harga produk pertanian selama bulan Maret meningkat lebih dari 20 persen dibandingkan bulan yang sama tahun lalu. Harga apel meningkat hampir 90 persen, menandai lonjakan satu tahun terbesar sejak 1980.

x
ADVERTISEMENTS
1 2

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi