Beberapa demonstran Yahudi mengatakan mereka menggunakan malam kedua dari hari raya Paskah yang berlangsung selama sepekan, hari raya di mana keluarga-keluarga Yahudi berkumpul dan merayakan kisah Alkitab tentang kebebasan bangsa Israel dari perbudakan Mesir, untuk menegaskan kembali iman mereka dan menjauhkan diri dari strategi perang Israel.
“Saya tidak melihat apa yang dilakukan Israel sebagai pembelaan diri. Saya melihat pelanggaran hak asasi manusia yang luar biasa, benar-benar tidak dapat dipercaya,” kata Katherine Stern, 62 tahun, dari Woodstock, New York, yang merelakan keluarganya pergi sejauh 190 kilo meter untuk menghadiri aksi protes di Brooklyn.
Para pengunjuk rasa menginginkan agar dana abadi universitas melepaskan diri dari kepentingan Israel dan Amerika Serikat mengakhiri atau setidaknya mengkondisikan bantuan militer Israel untuk memperbaiki nasib warga Palestina.
Di Brooklyn sekitar 2.000 orang menduduki plaza dekat rumah Ketua Senat dari Partai Demokrat Chuck Schumer yang merupakan pendukung setia Israel dan pejabat tertinggi pemerintah AS keturunan Yahudi. Mereka meneriakkan slogan “Berhenti persenjatai Israel,” “Berhenti mendanai genosida” dan “Biarkan Gaza hidup.”
Penyelenggara aksi menampilkan penampilan musik dan lagu Yahudi dan budaya lain. Di aksi tersebut penulis keturunan Yahudi asal Kanada dan aktivis perdamaian Naomi Klein menyebut Zionisme sebagai “false idol.”
“Kami berusaha untuk memigrasikan Yudaisme dari ethnostate yang ingin agar orang-orang Yahudi selalu takut atau agar kami berlari ke bentengnya, atau setidaknya terus mengirimi mereka senjata dan sumbangan,” katanya.
sumber : Reuters
Sumber: Republika