Senin, 20/05/2024 - 09:07 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Psikiater Bagikan Teknik Distraksi untuk Kendalikan Emosi

JAKARTA — Psikiater dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dr Gina Anindyajati menyampaikan bahwa teknik distraksi dapat dimanfaatkan seseorang untuk mengendalikan emosi agar tidak membahayakan diri sendiri maupun orang lain. Orang yang sehat jiwanya adalah yang dapat mengelola emosinya.

ADVERTISEMENTS
QRISnya satu Menangnya Banyak

“Kita bisa memakai teknik distraksi untuk menurunkan intensitas emosinya, setelah itu baru berpikir mengenai tindak lanjut yang proporsional sesuai masalah yang dihadapi,” kata Gina ketika dihubungi di Jakarta, Rabu (8/5/2024).

ADVERTISEMENTS
Bayar PDAM menggunakan Aplikasi Action Bank Aceh Syariah - Aceh Selatan

Gina menjelaskan orang yang sehat jiwa adalah orang yang dapat merasakan emosinya dan merespons emosinya dengan tepat. Oleh karena itu, setiap orang perlu belajar meregulasi emosinya agar tidak merugikan diri sendiri dan orang lain.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat & Sukses ada Pelantikan Direktur PT PEMA dan Kepala BPKS

Ia menyampaikan, teknik distraksi yang sering dilakukan misalnya mengganti atau mengalihkan dorongan untuk merilis emosi menggunakan cara yang lebih tidak berbahaya.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
Sering Marah Buruk Buat Jantung, 7 Cara Ini Bisa Bantu Kelola Emosi

Ketika seseorang mengalihkan keinginan, maka emosi disalurkan dengan cara yang lebih adaptif seperti mendengarkan musik, bermain dengan hewan peliharaan, berjalan kaki, berolahraga, memasak, dan lain-lain. Setelah melakukan aktivitas ini, diharapkan seseorang akan lebih rileks dan bisa mengolah perasaannya dengan lebih jernih.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

Selain itu, terdapat cara lainnya, yaitu melalui reinforcing, di mana seseorang melakukan hal yang berlawanan dengan dorongan yang dirasakan. Misalnya saat merasa marah, seseorang yang sangat ingin untuk menghampiri objek kemarahannya saat itu juga, harus memaksa diri untuk menunda.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

“Contohnya, tunggu sepuluh menit baru boleh menghampiri. Dengan demikian diharapkan ada kesempatan bagi individu untuk berpikir terlebih dahulu,” ujarnya.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

Lebih lanjut Gina menyampaikan bahwa merupakan sebuah kewajaran apabila seseorang merasa tertekan serta timbul ketidaknyamanan ketika menghadapi masalah.

ADVERTISEMENTS

Namun demikian, setiap orang perlu belajar mengidentifikasi emosi apa yang muncul, merasakan emosi tersebut, dan memproses emosi tersebut.

ADVERTISEMENTS

Psikiater Departemen Kesehatan Jiwa RSCM FKUI itu mengatakan bahwa emosi yang tidak enak dirasakan misalnya rasa sedih, khawatir, takut, atau marah. Menurut dia, seringkali seseorang reaktif dengan emosinya dan ingin langsung menyingkirkan.

Berita Lainnya:
Kenali Lima Risiko Kesehatan yang Sering Terjadi Saat Ibadah Haji

Hal yang bisa dilakukan pertama adalah menyadari bahwa ada emosi yang sedang dirasakan, lalu mengambil jeda sejenak untuk menenangkan diri dan berpikir, baru kemudian memutuskan apa yang mau dilakukan berikutnya.

“Bantuan profesional diperlukan ketika emosi sulit diregulasi, meledak-ledak atau berlarut-larut, dan mengganggu aktivitas harian bahkan hingga membahayakan misal menyakiti diri atau orang lain,” katanya.

 

sumber : Antara

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi