Selasa, 21/05/2024 - 00:48 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

HIBURAN

Fat Cat Bunuh Diri karena Putus Cinta, Bagaimana Cara Atasi Depresi Akibat Patah Hati?

JAKARTA — Gamer asal China yang dijuluki, Fat Cat (21 tahun), tewas secara tragis akibat bunuh diri setelah mengalami putus cinta. Berkaca dari kasus tersebut, bagaimana cara mengatasi depresi karena masalah percintaan?

ADVERTISEMENTS
QRISnya satu Menangnya Banyak

Perpisahan memang sulit, terutama jika terjadi secara mengejutkan. Wajar jika seseorang mengalami banyak emosi yang menyakitkan. 

ADVERTISEMENTS
Bayar PDAM menggunakan Aplikasi Action Bank Aceh Syariah - Aceh Selatan

Mengapa putus cinta menyakitkan? 

Dikutip dari laman WebMd, Rabu (8/5/2024), cinta romantis diibaratkan seperti narkoba yang membuat kecanduan. Ini bisa memicu pelepasan bahan kimia “merasa nyaman” di otak. Kehilangan gairah saat putus cinta dapat menyebabkan masalah emosional dan fisik seperti kecemasan dan kelelahan.

Stres emosional juga dapat memicu lonjakan hormon stres yang membuat orang merasa seperti terkena serangan jantung. Itu disebut sindrom patah hati. Putus cinta bisa mengganggu cara orang berpikir tentang diri sendiri. “Orang mungkin merasa tidak nyaman saat menyesuaikan dengan konsep diri yang baru,” demikian menurut laporan tersebut.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

Beberapa gejala umum lainnya setelah putus cinta antara lain:

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

-Kesepian

-Kesedihan

ADVERTISEMENTS

-Sifat lekas marah

ADVERTISEMENTS

-Perubahan nafsu makan

-Masalah tidur 

Mengenali depresi patah hati 

Merasa tidak nyaman untuk sementara waktu setelah putus cinta adalah hal yang wajar. Namun gangguan depresi mayor atau depresi klinis, berbeda dengan kesedihan pada umumnya. Pada depresi klinis, bisa mengalami ciri-ciri sebagai berikut:

Berita Lainnya:
Caitlin Halderman Manfaatkan Peluang untuk Eksplorasi Genre Film

-Kesedihan atau kekhawatiran yang berkelanjutan

-Perasaan “kosong”.

-Cepat marah

-Kelelahan

-Perasaan bersalah atau tidak berharga secara umum

-Tidak ada harapan untuk masa depan

-Kurang tertarik pada hal-hal yang dulu Anda sukai

-Perubahan nafsu makan

-Masalah tidur

-Kesulitan berpikir jernih atau mengambil keputusan

-Bergerak lambat atau berbicara

-Kegelisahan

-Sakit kepala

-Sakit badan atau masalah perut

-Pikiran tentang kematian atau bunuh diri

Faktor risikonya bisa karena riwayat depresi, narkoba, alkohon dan lainnya. Gejala depresi mungkin memerlukan waktu 3-6 bulan untuk hilang atau lebih lama.

Berikut ini beberapa cara sehat untuk merasa lebih baik:

1. Hindari media sosial

Anda mungkin tergoda untuk memeriksa akun mantan. Namun hal ini mungkin memicu perasaan buruk dan memperlambat pemulihan.

2. Hindari mantan 

Hal ini tidak selalu memungkinkan, terutama jika Anda dan pasangannmemiliki anak. Namun cobalah untuk membatasi kontak sebanyak mungkin segera setelah putus.

3. Tetapkan batasan pemikiran

Anda lebih mungkin mengalami depresi jika terus merenung. Saat itulah Anda memikirkan sesuatu berulang kali. Anda mungkin bisa mengendalikan pikiran obsesif jika menyisihkan waktu tertentu setiap hari, katakanlah, 30 menit, untuk memproses perpisahan.

4. Meditasi 

Meditasi mindfulness mengajarkan diri untuk fokus pada saat ini. Penelitian menunjukkan bahwa latihan ini mungkin membantu mengurangi rasa khawatir dan merenung.

Berita Lainnya:
Viral Mahasiswi Bandung Diduga Curi Barang Teman Sekos, Apa Beda Klepto dan Murni Maling?

5. Latihan fisik

Aktivitas fisik rutin dalam seminggu selama 3-6 bulan mungkin membantu mengurangi gejala depresi pada sebagian orang. Bersikaplah santai pada diri sendiri. Perpisahan bisa melukai harga diri. Daripada terus memikirkan kesalahan yang Anda lakukan, cobalah belajar dari kesalahan. Itu akan membantu Anda memiliki hubungan yang lebih baik di kemudian hari.

6. Mengobrol atau curhat

Jangan memendam perasaan sendiri. Sebuah penelitian menunjukkan orang-orang merasa lebih baik ketika bertemu dengan para peneliti untuk mendiskusikan seberapa baik mereka menangani perpisahan mereka.

7. Jangan mengisolasi diri sendiri

Meskipun Anda tidak membicarakan perpisahan, tetap penting untuk terhubung dengan orang lain. Jika Anda tidak dapat bertemu langsung, lakukan obrolan teks atau video dengan teman atau keluarga.

8. Ingat masa depan

Pikirkan tentang hubungan Anda berikutnya atau fokus pada diri sendiri. Ini mungkin membantu Anda merasa penuh harapan di masa depan.

Kapan perlu bantuan profesional?

Periksakan diri ke dokter utama atau psikolog jika suasana hati terasa buruk terus-menerus dan tidak membaik setelah beberapa pekan. Sebaiknya Anda membuat janji lebih awal jika tidak bisa melakukan aktivitas normal, seperti mandi, makan, atau berangkat kerja.

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS
1 2

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi