Rabu, 01/05/2024 - 03:28 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

KLHK Soroti Limbah Kemasan Air Minum Terhadap Lingkungan

ADVERTISEMENTS

Produksi limbah kemasan plastik di perkotaan Pulau Jawa saja 6.300 ton per hari.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

JAKARTA — Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyatakan, pada 2020, Indonesia menghasilkan 67,8 juta ton sampah. Hasil penelitian Sustainable Waste Indonesia (SWI) dan Indonesian Plastic Recyclers (IPR) pada tahun yang sama mencatat, produksi limbah kemasan plastik di perkotaan Pulau Jawa saja sekitar 189 ribu ton per bulan atau 6.300 ton per hari.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Sayangnya hanya sekitar 22 ribu ton per bulan (11,83 persen) yang didaur ulang. Kasubdit Tata Laksana Produsen Direktorat Pengurangan Sampah KLHK, Ujang Solihin Sidik menyampaikan, pihaknya menyoroti dampak dari limbah kemasan air minum terhadap lingkungan, dan kebijakan pemerintah dalam konteks pengelolaan sampah, khususnya sampah kemasan dari air minum dalam kemasan (AMDK).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
Fraksi PKS Apresiasi Menlu Tegas Bantah Isu Normalisasi Hubungan RI dengan Israel
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

“Ada tantangan yang harus menjadi perhatian kita semua terkait dengan kemasan AMDK, karena kita melihat kemasan plastik, seperti PET (Polyethylene terephthalate) yang didaur ulang menjadi botol PET kembali masih sangat kecil. Sebagian besar kemasan PET yang umumnya digunakan untuk kemasan pangan justru menjadi polutan,” ujar Solihin dalam siaran di Jakarta, Kamis (9/6/2022).

ADVERTISEMENTS

Pegiat laut bersih dari Yayasan Penyelam Lestari Indonesia atau Divers Clean Action (DCA), Swietenia Puspa Lestari menyarankan, untuk mencegah penumpukan limbah kemasan plastik di permukaan tanah dan perairan, penting bagi produsen kemasan plastik untuk menerapkan ekonomi sirkular. “Sesuai dengan hierarki pengolahan sampah, kita harus mengurangi sampah dari sumbernya,” ucap Swietenia.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Terkait wacana pelabelan BPA (Bisphenol-A) Free pada galon guna ulang yang telah memunculkan perdebatan di lingkup pelaku industri AMDK, Swietenia mengaku, memperhatikan upaya produsen dan masyarakat untuk mencegah bertambahnya limbah plastik terutama yang bukan daur ulang. Menurut dia, penggunaan plastik sekali pakai berisiko meningkatkan volume timbunan sampah.

Berita Lainnya:
H-5, Pemudik Sepeda Motor Mulai Padati Jalan Arteri di Bandung

“Ini membuat kita memahami bahwa kita harus mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, dengan mengedepankan reduction, pengurangan (bahan baku kemasan plastik) dari sumber. Kita bisa menggunakan kemasan guna ulang, walaupun masih berbahan plastik,” ucapnya.

Pegiat lingkungan hidup lainnya David Christian menyampaikan, produsen harus bertanggung jawab dalam mengolah kemasan plastik yang mereka hasilkan, baik lewat program untuk mengolah kembali kemasan tersebut. David sepakat bahwa penggunaan kemasan plastik sekali pakai semisal kemasan air minum, bisa menimbulkan masalah baru di lingkungan.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi