Selasa, 30/04/2024 - 09:53 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Pakar Beri Tips Masyarakat Agar tak Tertipu Begal Rekening

ADVERTISEMENTS

Masyarakat yang menggunakan bank digital harus mengetahui prinsip keamanan digital.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

JAKARTA — Modus penipuan menggunakan teknik social engineering (soceng) sedang marak digunakan belakangan ini. Mereka menyasar korban yang tidak sengaja memberikan informasi pribadi hingga data akun dan finansial. Setelah berhasil mengelabui korban, pelaku kemudian menguras isi rekeningnya dalam waktu kurang dari lima menit.  

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah


Ketua Presidium Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) Septiaji Eko Nugroho mengatakan, pelaku kadang menyamar menjadi pihak resmi jasa keuangan atau e-commerce ketika beraksi. “Masyarakat jangan menghiraukan pesan yang menyaru sebagai pihak bank, padahal sejatinya komplotan jahat yang ingin menguras rekening,” ujarnya dalam siaran di Jakarta, Jumat (17/6/2022).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
Warga Jatim Diminta Waspada Cuaca Ekstrem
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Dia menuturkan, masyarakat yang menggunakan dompet dan bank digital harus mengetahui prinsip keamanan digital supaya tidak menjadi korban kejahatan. Jangan sampai ada kasus pengambilalihan rekening melalui phising dan soceng.

ADVERTISEMENTS


“Ketika ragu, pastikan menanyakan langsung kepada pihak bank baik ke kantor cabang, melalui hotline resmi, atau mengirim pesan melalui akun media sosial resmi bank yang sudah centang biru,” ucap Aji.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Mengutip dari postingan Instagram Otoritas Jasa Keuangan (OJK) @ojkindonesia, data-data yang diincar oleh pelaku kejahatan soceng biasanya adalah username, password, nomor kartu kredit atau debit, kode PIN ATM, dan kode OTP.

Berita Lainnya:
TNI Perluas Penyisiran Sekitar Gudmurah di Ciangsana Sampai 4 Kilometer

Aji mengingatkan, penipu biasanya berpura-pura sebagai pegawai bank dan menyampaikan informasi perubahan tarif transfer bank kepada korban. Selanjutnya, penipu meminta korban mengisi tautan formulir yang meminta data pribadi seperti PIN, OTP, dan pasword.

Menurut dia, penipu menawarkan jasa upgrade menjadi nasabah bank prioritas melalui media sosial, seperti Instagram, Facebook, atau aplikasi Whatsapp. Berikutnya, muncul akun media sosial palsu yang mengatasnamakan bank.

Aji menjelaskan, pelaku juga bisa menawarkan bantuan untuk menyelesaikan keluhannya dengan mengarahkan ke website palsu atau meminta nasabah memberikan data pribadinya. “Terakhir, modusnya juga terdapat akun di sosial media yang menawarkan menjadi agen laku pandai bank tanpa persyaratan rumit,” ujarnya.

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi