Rabu, 22/05/2024 - 02:08 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

BISNISEKONOMI

Jokowi: Ubah Ancaman Krisis Pangan Jadi Peluang

Ada tiga fokus pemerintah untuk mengubah ancaman krisis pangan jadi peluang.

ADVERTISEMENTS
QRISnya satu Menangnya Banyak

JAKARTA — Presiden Joko Widodo menyampaikan tiga hal yang menjadi fokus Pemerintah Indonesia untuk mengubah ancaman krisis pangan akibat dampak jangka panjang pandemi Covid-19 dan keberlanjutan invasi militer Rusia ke Ukraina guna dimanfaatkan menjadi peluang.”Pertama peningkatan produksi besar-besaran, baik itu dari petani, korporasi, dan BUMN, semua harus ditingkatkan. Jangan mengikuti rutinitas harian,” kata Presiden saat memberikan arahan dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta, Senin.

ADVERTISEMENTS
Bayar PDAM menggunakan Aplikasi Action Bank Aceh Syariah - Aceh Selatan


Presiden mengingatkan agar jangan sampai Indonesia terjebak dengan rutinitas harian sehingga justru strategi peningkatan produksi besar-besaran hilang tak terwujud.Ia meminta agar peningkatan produksi besar-besaran tersebut dibarengi dengan pemilihan jenis karakteristik yang sesuai dengan daerahnya.


“Kemarin saya dengan Kepala KSP (Moeldoko) melihat sorgum di NTT misalnya. Itu ditanam jagung hidup, begitu ditanam sorgum hijau. Sangat hijau dan sangat kelihatan subur sekali. Ini kan ternyata di NTT yang banyak adalah sorgum,” katanya.

Berita Lainnya:
Presiden Dorong Penyelesaian Situasi Palestina Saat Bertemu Wakil PBB


Fokus kedua dalam arahan Presiden adalah segera memastikan siapa “offtaker” yang akan menampung hasil peningkatan produksi besar-besaran tersebut.”Jadi petani produksi terus dan yang membeli juga ada. Jangan sampai petani produksi banyak, Perum BULOG enggak ambil, PT RNI enggak ambil,” ujar Jokowi.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh


Presiden meminta agar mekanisme tersebut harus segera diputuskan dan ia telah menyampaikan kepada Menteri BUMN Erick Thohir untuk menindaklanjuti perusahaan mana yang menampung hasil produksi komoditas apa, termasuk skema biayanya.”Ketiga kalau sudah ngambil jangan sampai kayak Perum BULOG, ngambil dari petani banyak, stok enggak bisa jual sehingga kualitasnya jadi turun dan ada yang busuk dulu, rusak, jangan,” kata Presiden.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action
Berita Lainnya:
''Kak Wulan'' Bikin Petani Mawar Nganjuk Punya Harapan Baru


Oleh karena itu, Presiden meminta agar perencanaan dari peningkatan produksi komoditas pangan tersebut dilakukan secara rinci dari awal hingga akhir.Untuk itu, papar Presiden, dibutuhkan sebuah orkestrasi yang baik antara kementerian, lembaga, BUMN, swasta, hingga pemerintah daerah.


Sebelumnya, dalam kesempatan yang sama Presiden menginstruksikan agar ancaman krisis pangan bisa disikapi secara cermat dan dimanfaatkan menjadi peluang.Peluang tersebut ada karena Indonesia masih memiliki lahan yang cukup luas dan dukungan sumber daya manusia, dalam hal ini petani untuk memproduksi komoditas pangan.

ADVERTISEMENTS


Presiden sempat mengungkapkan bahwa sejumlah negara telah meminta ekspor beras dari Indonesia dengan kisaran 100 ribu ton per bulan hingga 2,5 juta ton sepanjang sisa tahun 2022.

ADVERTISEMENTS

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi