Sabtu, 25/05/2024 - 01:40 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ASIAINTERNASIONAL

Komisi Tinggi HAM PBB Kunjungi Kamp Pengungsi Rohingya

Masifnya arus pengungsi ke wilayah perbatasan Bangladesh memicu krisis kemanusiaan.

ADVERTISEMENTS
QRISnya satu Menangnya Banyak

 DHAKA — Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia (HAM) PBB Michelle Bachelet melakukan kunjungan perdana ke kamp-kamp pengungsi Rohingya di Cox’s Bazar, Bangladesh, Selasa (16/8/2022). Selain meninjau kehidupan di sana, dia turut bertemu dengan perwakilan masyarakat sipil dan pengungsi Rohingya.

ADVERTISEMENTS
Bayar PDAM menggunakan Aplikasi Action Bank Aceh Syariah - Aceh Selatan


“Diperkirakan 1,1 juta orang Rohingya berada di Bangladesh sekarang, yang berarti Cox’s Bazar. Beberapa (pengungsi) di antaranya di Bhashan Char,” kata Bachelet, dikutip laman UN News.


Dalam kunjungannya, Bachelet bertemu dengan para pemimpin agama serta kelompok perempuan dan pemuda dari pengungsi Rohingya. “Mereka menggambarkan keluhan mereka, rasa sakit mereka, bagaimana mereka pergi dan kehilangan semua yang mereka miliki, (termasuk) mata pencaharian mereka serta orang-orang terkasih,” ucapnya.


Dua remaja pengungsi Rohingya yang masing-masing berusia 15 tahun dan 18 tahun mengutarakan harapan mereka untuk kembali ke Myanmar kepada Bachelet. Mereka pun ingin memperoleh status warga negara. “Ketika hak-hak kami dihormati, kami dapat memiliki mata pencaharian kami lagi, dan kami dapat memiliki tanah, dan kami dapat merasa bahwa kami adalah bagian dari negara,” kata Bachelet menceritakan percakapan mereka.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh
Berita Lainnya:
Indonesia Singgung Regulasi Antideforestasi Eropa di Forum PBB


Dia menegaskan kembali pentingnya terus memastikan kondisi yang aman dalam setiap pemulangan pengungsi Rohingya ke Myanmar. Hal itu pun harus dilakukan secara sukarela dan bermartabat. “PBB melakukan yang terbaik yang kami bisa untuk mendukung mereka. Kami akan terus melakukan itu,” ujarnya.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action


Pada Agustus 2017, lebih dari 700 ribu Rohingya melarikan diri dari Negara Bagian Rakhine, Myanmar, dan mengungsi ke Bangladesh. Hal itu terjadi setelah militer Myanmar melakukan operasi brutal untuk menangkap gerilyawan Arakan Rohingya Salvation Army (ARSA). Warga sipil ikut menjadi korban dalam operasi tersebut. Selain membakar permukiman, militer Myanmar dilaporkan turut memperkosa perempuan-perempuan Rohingya dan membantai para lelaki dari etnis tersebut.

Berita Lainnya:
‘Kemerdekaan untuk Semua Bangsa’, Pemberontakan di Kaledonia Baru Meluas


Masifnya arus pengungsi ke wilayah perbatasan Bangladesh segera memicu krisis kemanusiaan. Para pengungsi Rohingya terpaksa harus tinggal di tenda atau kamp dan menggantungkan hidup pada bantuan internasional. 

ADVERTISEMENTS


Bangladesh telah mulai memindahkan ribuan pengungsi Rohingya ke sebuah pulau terpencil bernama Bhasan Char di Teluk Benggala. Bangladesh mengklaim relokasi pengungsi Rohingya ke Bhasan Char dilakukan secara sukarela dan tanpa paksaan. Klaim itu muncul karena adanya dugaan bahwa proses relokasi pengungsi dilakukan secara paksa.

ADVERTISEMENTS


Bangladesh pun meyakinkan bahwa Bhasan Char aman serta layak ditinggali. Fasilitas seperti perumahan dan rumah sakit tengah dibangun di sana. Menurut Bangladesh, kamp-kamp pengungsi yang kian padat di Cox’s Bazar telah memicu aksi kejahatan, termasuk kekerasan. Hal itu turut menjadi alasan mengapa sebagian pengungsi Rohingya ingin direlokasi. 

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi