Selasa, 30/04/2024 - 07:44 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMIFINANSIAL

Kemenkeu: Laju Inflasi Kemungkinan Melonjak pada September dan Oktober

ADVERTISEMENTS

Kemenkeu yakin meski laju inflasi naik indeks harga konsumen akan normal November

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

 JAKARTA — Pemerintah menyebut kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) memicu laju inflasi pada September dan Oktober 2022. 

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah


Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan pihaknya belum bisa memastikan besaran inflasi yang disebabkan oleh kenaikan harga BBM.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh


“Memang kita lihat kenaikan harga BBM kemarin akan mendorong inflasi September dan Oktober meningkat,” ujarnya kepada wartawan, Senin (5/9/2022).

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Garuda Indonesia Buka Rute Ternate-Jakarta Lagi Mulai Hari Ini


Namun, dia memperkirakan indeks harga konsumen (IHK) akan kembali normal pada November mendatang. “Kita nanti akan melihat semoga November kembali ke pola normal. Biasanya inflasi seperti ini cepat dalam satu sampai dua bulan naik, kemudian bulan ketiga mulai normalisasi,” ucapnya.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil


Dari sisi lain, Suahasil menyebut subsidi akan melonjak sebesar Rp 650 triliun meski harga BBM sudah dinaikkan.


“Dengan kenaikan pertalite dan solar yang kemarin, maka kita perkirakan tidak jadi Rp 698 triliun, tapi sekitar Rp 650 triliun. Jadi subsidinya masih besar sekali sebenarnya,” ucapnya.

Berita Lainnya:
Menhub: Pembangunan Jalur Kereta Simpang Joglo Rampung pada September


Adapun perkiraan subsidi sebesar Rp 650 triliun telah dihitung berdasarkan kuota pertalite dan solar yang baru. Artinya, pertalite tadinya diperkirakan hanya 23 juta kiloliter (kl) sudah naik menjadi 29 juta kl dan solar yang tadinya diperkirakan 15 juta kl, sudah naik menjadi 17,4 juta kl.

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi