Sabtu, 18/05/2024 - 01:44 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Ini Dampaknya Bila Anda Konsumsi Garam Berlebih 

Bila dikonsumsi secara berlebihan, maka bisa menyebabkan penyakit degeneratif. 

ADVERTISEMENTS
QRISnya satu Menangnya Banyak

JAKARTA — Natrium memiliki peranan penting yang dibutuhkan tubuh sebagai zat gizi esensial untuk berbagai mekanisme fisioligis. Di antaranya untuk memastikan keseimbangan cairan tubuh dan juga berperan dalam mengatur fungsi otot dan syaraf.

ADVERTISEMENTS
Bayar PDAM menggunakan Aplikasi Action Bank Aceh Syariah - Aceh Selatan


Kelebihan maupun kekurangan (defisiensi) natrium berisiko menimbulkan gangguan kesehatan. Kelebihan natrium, dapat memunculkan berbagai penyakit degeneratif seperti hipertensi, stroke, gagal jantung, diabetes, dan lain lain.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat & Sukses ada Pelantikan Direktur PT PEMA dan Kepala BPKS


Jika kekurangan, maka efeknya adalah gangguan fungsi otot dan saraf, gangguan kontrol gula darah, gangguan kontrol cairan tubuh, dan gangguan penyerapan asupan gizi. Nah, sebaiknya bagaimana menyeimbangkan dan mengendalikan asupan garam?

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah


Medical Doctor & Health Motivational Speaker, dr Indra K Muhtadi mengatakan garam sebenarnya penting bagi tubuh. Tubuh tetap memerlukan garam setiap harinya. Namun, apabila dikonsumsi secara berlebihan maka bisa menyebabkan penyakit degeneratif seperti hipertensi, hingga jantung dan stroke.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh
Berita Lainnya:
Bukan Cuma Nenek yang Harus Tahu: Bayi Jangan Dikasih Campuran Air, Gula Merah, dan Madu


Sebenarnya ada banyak cara untuk mengurangi risiko hipertensi, misalnya menjalankan gaya hidup sehat dengan asupan makanan bergizi seimbang, berolahraga teratur, serta menghindari kebiasaan merokok dan minuman alkohol. Selain itu, bisa dengan menjalankan Diet Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH).

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action


“Namun, yang sederhana dan cukup mudah dilakukan adalah mengurangi asupan garam atau diet rendah garam, sebagai salah satu upaya yang esensial untuk mengurangi risiko hipertensi,” ungkap dr Indra dalam siaran pers, Ahad (16/10/2022).

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA


Dia menambahkan, sebenarnya ada solusi yang cukup mudah yang bisa diterapkan sebagai upaya mengurangi asupan garam. Bila makanan sudah diberikan monosodium glutamat (MSG), kita harusnya mengurangi garam.

ADVERTISEMENTS


“Sebab, kandungan natrium dalam MSG hanya 1/3 dari kandungan natrium pada garam dapur biasa. Sehingga, asupan natrium (garam) kita berkurang, namun cita rasa makanan kita tetap enak. Sebenarnya sudah banyak penelitian dan jurnal ilmiah di luar negeri yang menyatakan ini,” lanjutnya.

ADVERTISEMENTS


Hindari stress

Berita Lainnya:
WHO Desak Warga Eropa Kurangi Konsumsi Garam


Sementara itu, psikolog anak dan keluarga Irma Gustiana MPsi menjelaskan, tentang pentingnya menjaga kesehatan mental supaya dapat mengontrol tingkat stres dan terhindar juga dari berbagai penyakit.


Sebenarnya, pada intinya, kata dia, semua klaster emosi itu mau yang positif ataupun negatif adalah wajar dirasakan semua orang. “Namun, memang pada beberapa kasus emosi negatif yang lebih banyak dirasakan, terutama dikalangan anak maupun remaja,” ujarnya.


Untuk itu, kita diharapkan bisa mengontrol emosi, sehingga tidak menjadi pribadi yang lemah. Salah satunya dengan menjadi pribadi yang bahagia, harus sehat fisik dan psikis.


Beberapa remaja, ucap dia, memiliki cara tersendiri dalam mengontrol emosinya yang sayangnya bisa berdampak buruk pada kesehatan, misalnya melampiaskannya dengan makan makanan yang tinggi lemak, gula dan garam. 


“Hal ini justru bisa memicu penyakit degeneratif di usia muda seperti hipertensi,” tandasnya.


 


 

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi