Sabtu, 27/04/2024 - 11:17 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ISLAM

Manajer Bank di Iran Dipecat Karena Layani Nasabah yang Tidak Berjilbab 

ADVERTISEMENTS

Wanita di Iran diwajibkan berjilbab.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

TEHERAN — Seorang manajer sebuah bank di Iran dipecat karena  melayani seorang nasabah perempuan yang tidak menggunakan jilbab. Kantor berita Mehr melaporkan, manajer bank di Provinsi Qom, telah memberikan layanan bank kepada seorang wanita yang tidak memakai jilbab pada Kamis (24/11/2022).

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA


“Akibatnya, dia (manajer bank) dicopot dari jabatannya atas perintah gubernur,” kata laporan Mehr mengutip Wakil Gubernur Provinsi Qom, Ahmad Hajizadeh.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah


Mehr melaporkan, video wanita yang tidak mengenakan jilbab itu menimbulkan banyak reaksi di media sosial. Di Iran sebagian besar bank dikendalikan negara. Hajizadeh mengatakan, manajer di lembaga keuangan bertanggung jawab untuk menerapkan hukum hijab.

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Berjuanglah di Jalan Allah Sejak Usia Muda


Perempuan di Iran wajih menggunakan jilbab yang menutup kepala, leher, dan rambut mereka. Hukum ini ditegakkan oleh polisi moralitas negara.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil


Pada 16 September seorang perempuan muda, Mahsa Amini (22 tahun) meninggal dunia dalam tahanan polisi moral. Dia ditahan karena diduga melanggar aturan berpakaian. Kematian Amini memicu demonstrasi nasional.

Berita Lainnya:
Alasan Camillia Azzahra Putri Ridwan Kamil Lepas Hijab, Tak Ingin Bohongi Diri: Pencarian Keyakinan


Jilbab menjadi aturan wajib empat tahun setelah revolusi 1979 yang menggulingkan monarki yang didukung Amerika Serikat. Rezim baru kemudian mendirikan negara Republik Islam Iran. Seiring dengan berjalannya waktu, terjadi perubahan norma dalam berpakaian. Perempuan Iran mulai menggunakan celana jeans ketat dan jilbab longgar berwarna-warni.


Pada Juli tahun ini Presiden ultra-konservatif Ebrahim Raisi menyerukan mobilisasi semua lembaga negara untuk menegakkan hukum jilbab. Namun, banyak perempuan yang melanggar aturan tersebut. 


 

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi