Jumat, 26/04/2024 - 10:20 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EROPAINTERNASIONAL

Debat Terakhir Kandidat Presiden Prancis Sebelum Pemungutan Suara

ADVERTISEMENTS

Debat akan berlangsung pada pukul 19.00 malam waktu setempat.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

 PARIS — Pejawat Presiden Emmanuel Macron dan kandidat dari sayap kanan Marine Le Pen akan berhadapan dalam debat Rabu (20/4/2022). Masyarakat Prancis akan menentukan siapa yang akan memimpin Prancis selama lima tahun ke depan pada Ahad (24/4/2022) mendatang.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA


Bagi Le Pen yang masih dibelakang Macron di jajak pendapat, debat ini menunjukkan sikapnya sebagai presiden. Ia harus menyakinkan pemilih untuk tidak takut bila ekstrem kanan berkuasa.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah


“Ketakutan satu-satunya argumen yang dicoba presiden saat ini dan untuk tetap berkuasa dengan segala cara,” kata Le Pen dalam video kampanye terbarunya, Selasa (19/4/2022) kemarin. Ia menuduh Macron menakut-nakuti masyarakat bila sayap kanan yang berkuasa.

ADVERTISEMENTS


Sementara itu bagi Macron tantangan terbesarnya adalah agar tidak terdengar arogan. Sesuatu yang kerap dikritik pemilih. Ia juga harus mencari celah dari rencana kebijakan Le Pen dan memainkan pengalamannya setelah lima tahun berkuasa.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil
Berita Lainnya:
Untuk Isolasi Ekonomi, AS akan Jatuhkan Sanksi Baru ke Iran


Debat yang akan berlangsung pada pukul 19.00 malam waktu setempat itu hanya dilakukan para kandidat. Macron dan Le Pen sudah bersaing untuk jabatan presiden sejak 2017 lalu. Debat itu menjadi bencana bagi Le Pen yang anti-imigran dan anti-Eropa.


Le Pen mencampur adukan catatannya dan kehilangan pijakannya. Sementara Macron tampil menyakinkan dan memastikan pada pemilih ia pantas menjadi presiden. Tidak banyak yang berubah sejak itu.


Walaupun bersaingannya masih sama tapi hasil pemilihan lebih tidak bisa diprediksi. Macron yang pro-Uni Eropa masih unggul di jajak pendapat. Tapi Le Pen dapat menyerang rekam jejak Macron selama berkuasa lima tahun terakhir.

Berita Lainnya:
Presiden Ekuador Sebut Serbuan ke Kedubes Meksiko Demi Keamanan Nasional


Ia juga dapat memperbaiki debatnya, Le Pen sendiri mengakui debat tahun 2017 merupakan kegagalan. Sementara sulit bagi Macron untuk mengulang hasil gemilang lima tahun lalu.


Namun Macron masih memiliki amunisi untuk menjatuhkan Le Pen. Dengan tumbangnya kandidat ekstrim kanan Eric Zemmour maka Le Pen kehilangan pesaing yang membuatnya terlihat lebih moderat.


Rendahnya angka pengangguran dalam 13 tahun terakhir dan performa baik ekonomi Prancis juga bisa menjadi aset bagi Macron dalam debat nanti. Sementara Le Pen memiliki cacat karena pernah menyuarakan kekagumannya pada Presiden Rusia Vladimir Putin.


Kedua kandidat tampaknya mengincar suara dari simpatisan partai kiri yang masih mengambang. Le Pen kesulitan menjelaskan rencananya untuk melarang hijab di semua ruang publik. Macron dihadapkan dengan penolakan kenaikan usia pensiun.


 

sumber : Reuters

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi