Sabtu, 27/04/2024 - 04:26 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

AMERIKAINTERNASIONAL

Kuburan Kapal Hancurkan Laut Brasil

ADVERTISEMENTS

Masalah keuangan dan hukum adalah alasan umum pemilik meninggalkan kapal.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

GUANABARA BAY — Pada malam yang penuh badai di pertengahan November, sebuah kapal kargo besar yang terbengkalai lepas dari tambatannya dan perlahan-lahan berlayar. Kapal ini menuju jembatan beton besar melintasi Teluk Guanabara Brasil ke Rio de Janeiro.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

Angkatan Laut Brasil mengatakan, kapal Sao Luiz sepanjang 200 meter merupakan  kapal curah berkarat yang dibangun pada 1994. Kapal ini telah berlabuh di teluk selama lebih dari enam tahun menunggu proses hukum sebelum menabrak jembatan air terpanjang di Amerika Latin. Angkatan Laut mengatakan sedang menyelidiki masalah tersebut.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

“Sao Luiz masih berada di Pelabuhan Rio hari ini, dengan 50 ton bahan bakar minyak di dalamnya,” kata  salah satu pendiri kelompok sosial-lingkungan Movimento Baia Viva (Gerakan Teluk Hidup) Sergio Ricardo menunjuk ke level tinggi korosi.

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Polisi Pakistan Tangkap 12 Orang Terkait Serangan Bom Bunuh Diri 

“Kapal itu tidak aman dan bisa menimbulkan bencana lingkungan,” katanya.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Di seluruh dunia, masalah keuangan dan hukum adalah alasan umum pemilik meninggalkan kapal. Sao Luiz adalah satu dari lusinan kapal yang dibiarkan berkarat di teluk yang ikonik tetapi sangat tercemar padahal area ini pernah menjadi rumah bagi hutan bakau yang luas dan kehidupan laut yang berkembang pesat.

Hutan bakau sekarang jauh berkurang dan polusi yang diperburuk oleh kuburan kapal mengancam kuda laut lokal, penyu hijau, dan lumba-lumba Guyana, simbol Rio de Janeiro. Sebuah survei oleh Rio de Janeiro State University pada tahun ini, bahwa hanya 34 lumba-lumba Guyana yang tersisa di teluk, turun dari sekitar 800 pada 1990-an.

Berita Lainnya:
Amerika Kini Mengakui Israel Menyebabkan Kelaparan di Palestina

Efek kuburan kapal pada kehidupan laut ini sangat nyata dan berefek pada kondisi lainnya. Keberadaan kapal-kapal berkarat itu juga mengganggu lalu lintas kapal lain karena harus menavigasi jalur rintangan dari kapal setengah mengambang. Selain itu polusi di teluk menimbulkan biaya keuangan beberapa puluh miliar reais setahun dengan polusinya.

Mantan nelayan berusia 62 tahun di teluk Fernando Pinto Lima mengatakan, biasanya dapat dengan cepat menangkap 50 hingga 100 kilogram ikan. “Sekarang untuk menangkap lima puluh kilogram, butuh waktu seminggu atau sebulan,” katanya.

Menyusul kecelakaan Sao Luiz, media lokal melaporkan, bahwa pihak berwenang sedang mempelajari cara mengeluarkan kapal hantu tersebut. Namun, kapal-kapal terlantar terus membusuk di dalam dan di bawah perairannya yang berlumpur itu.

sumber : Reuters

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi