Sabtu, 25/05/2024 - 14:56 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ASIAINTERNASIONAL

Menlu China Tuduh Sikap AS Berisiko Bawa Krisis Ukraina ke Indo-Pasifik

China menilai krisis Ukraina juga menggambarkan perangkap politik blok.

ADVERTISEMENTS
QRISnya satu Menangnya Banyak

BEIJING — Menteri Luar Negeri China Wang Yi mengatakan tindakan Amerika Serikat (AS) di Indo-Pasifik meningkatkan risiko seperti krisis Ukraina. China diklaim akan memainkan peran aktif untuk memastikan perdamaian dan stabilitas di kawasan itu serta mengatasi efek limpahan dari krisis Ukraina.

ADVERTISEMENTS
Bayar PDAM menggunakan Aplikasi Action Bank Aceh Syariah - Aceh Selatan

“AS mencoba menciptakan ketegangan regional dan menghasut antagonisme dan konfrontasi dengan mendorong ‘Strategi Indo-Pasifik’,” kata Wang dalam panggilan telepon dengan Menteri Luar Negeri Vietnam Bui Thanh Son.

Berita Lainnya:
China Dukung PBB Tinjau Ulang Palestina, Peringatkan AS Jangan Ganggu

Wang mengatakan langkah Washington akan sangat merusak perdamaian dan pembangunan yang diraih dengan susah payah di kawasan. Tindakan AS dinilai secara serius mengikis arsitektur kerja sama regional yang berpusat di ASEAN.

“Kita tidak bisa membiarkan mentalitas Perang Dingin muncul kembali di kawasan dan tragedi Ukraina terulang di sekitar kita,” tegas Wang.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

Menurut Wang krisis Ukraina juga menggambarkan perangkap politik blok. Peristiwa itu membuat negara-negara Asia menyadari bahwa menjaga perdamaian dan stabilitas sangat berharga. “Terlibat dalam konfrontasi blok akan menyebabkan risiko tanpa akhir,” katanya.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action
Berita Lainnya:
Kebun Binatang San Diego akan Terima Dua Panda Raksasa Baru dari China

Mengenai masalah Ukraina, Son mengatakan, Vietnam memiliki banyak kesamaan dengan Cina dalam posisinya. Dia mengatakan negara itu ingin kedua belah pihak untuk mematuhi Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan hukum internasional.

“Mencari solusi jangka panjang untuk perbedaan atas dasar menghormati hak dan kepentingan hukum semua pihak,” ujar Son dikutip dari Anadolu Agency.

ADVERTISEMENTS

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi