Senin, 06/05/2024 - 12:37 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ACEH

Menkes: Penularan Hepatitis Akut tidak Seperti Covid-19, Jangan Khawatir Berlebihan

ADVERTISEMENTS

Mekanisme penularan hepatitis akut disebut tidak secepat Covid-19.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

 JAKARTA — Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan bahwa masyarakat tidak khawatir berlebihan dalam menghadapi kasus hepatitis akut. Mengingat, tidak ditemukannya klusterisasi kasus.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah


Hal tersebut diamini Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman. Menurutnya, mekanisme penularan hepatitis akut memang tak seperti Covid-19 yang sangat cepat dan menular melalui udara.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh


“Mekanisme penularan hepatitis akut memang tak semudah melalui udara dengan mayoritas asimtomatis yang bisa menular cepat. Tapi bicara pencegahan, tetap tidak bisa diabaikan”, kata Dicky kepada Kamis (12/5/2022).

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh


Karena, dampaknya menjadi sangat serius ketikaa 10 persen anak yang terpapar harus ditransplatasi. Sehingga, penyakit ini akan memberikan dampak jangka panjang.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action


“Karena transplatasi, harus dibutuhkan donor, dibutuhkan keahlian dokter dan berdampak panjang kepada anak di saat dewasa nanti, sehingga pencegahan jadi amat penting,” tegas Dicky.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh
Berita Lainnya:
WHO: Virus Hepatitis Sebabkan 3.500 Orang Meninggal Setiap Hari


Dicky pun meyakini hepatitis akut misterius merupakan bentuk dari long Covid-19. Bukti data studi di Israel menjadi landasannya.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh


“Dari studi yang dilakukan di Israel, 90 persen anak-anak yang terkonfirmasi hepatitis misterius ini satu tahun terakhir terinfeksi,” tuturnya.


Tak hanya itu, beberapa hasil studi lain juga memperkuat hipotesis tersebut adalah prevalensi kasus hepatitis misterius ini tertinggi ada pada usia 2-3 tahun, yang mana mereka belum eligible menerima vaksin Covid-19. Sementara itu, kasus pada orang dewasa amat sangat jarang ditemukan.


“Ini memperkuat hipotesis saya bahwa proteksi yang diberikan vaksin Covid-19 terbukti mengurangi long Covid-19, salah satunya hepatitis misterius ini,” terangnya.


Kemudian, pada kasus pasien hepatitis misterius yang positif adenovirus, sebagian besar kasusnya tidak menunjukkan level virus dalam jumlah tinggi pada darah pasien. Bahkan, pada biopsi sangat jarang ditemukan.

Berita Lainnya:
Menyebar Via Hubungan Seksual, Hepatitis akan Salip TBC Sebagai Infeksi Paling Mematikan


“Data tersebut semakin melemahkan teori bahwa hepatitis misterius ini akibat adenovirus,” tegas Dicky.


“Pada kasus positif adenovirus juga menjadi pertanyaan bahwa kenapa virus itu bisa sebabkan infeksi ganas padahal dikenal jinak. Jadi, ada temuan lain yang menduga bahwa dengan adanya infeksi Covid-19, sel T melemah atau menyebabkan disfungsi sistem imunitas yang akhirnya menyebabkan infeksi yang disebabkan oleh adenovirus tersebut,” tambahnya.


Dicky pun mengimbau kepada semua orangtua yang sampai sekarang belum melengkapi vaksin Covid-19, segera lengkapi. Sebab, orangtua yang menerima vaksin Covid-19 akan melindungi tubuh si kecil dari serangan infeksi Covid-19.


“Vaksin Covid-19 yang diterima orangtua secara tidak langsung akan menjaga anak yang belum eligible menerima vaksin dari serangan virus SARS-CoV2 penyebab Covid-19. Vaksin bukan hanya memberi proteksi pada si orangtua, tapi anaknya juga,” saran Dicky.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi