Kamis, 02/05/2024 - 13:18 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Pakar Sampaikan Lima Hal Terkait Aturan Pelonggaran Masker

ADVERTISEMENTS

Kebijakan baru ini perlu monitor seksama, dengan meningkatkan jumlah tes.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

 JAKARTA — Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof Tjandra Yoga Aditama menyambut baik pelonggaran penggunaan masker dalam ruangan terbuka dan pelonggaran kebijakan tes usap PCR atau Antigen bagi pelaku perjalanan. Namun, ada sejumlah hal yang harus diperhatikan.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah


“Sehubungan kebijakan baru tentang masker ini maka ada lima hal yg saya sampaikan. Pertama, memang kasus kita sudah melandai dan angka kepositifan serta reproduksi sudah rendah. Juga di banyak negara sudah banyak yang melonggarkan pemakaian masker di luar ruangan,” kata Tjandra dalam keterangan yang diterima Jumat (20/5/2022).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh


Kedua, tentu kebijakan baru ini perlu monitor seksama, dengan meningkatkan jumlah tes sehingga kalau ada kenaikan kasus maka kebijakan dapat dievaluasi. Ketiga, juga perlu peningkatan pemeriksaan whole genome sequencing yang dapat mendeteksi bilamana ada varian baru, atau sub varian Omicron seperti BA.4 dan BA.5 yang bahkan sudah terdeteksi di Singapura

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh
Berita Lainnya:
Aktivitas Vulkanik Gunung Ruang Kembali Meningkat, Statusnya Naik Lagi Menjadi Awas


“Keempat, kita tahu ada tiga kemungkinan skenario varian COVID-19 yang perlu diperhitungkan kalau terjadi di bulan-bulan mendatang,” kata dia.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action


Pertama adalah menyiapkan best scenario dimana memerlukan vaksinasi dan booster berulang. Kedua, adalah best scenario dimana keadaan jadi jauh lebih ringan dari sekarang, tetapi juga mungkin ada dan terakhir adalah worst scenario dimana kemungkinan adanya varian baru lebih mudah menyebar dan lebih parah pula, bahkan mungkin perlu penyesuaian vaksin.


“Tentu kita harapkan yang satu atau kedua yang terjadi, jangan sampai yang ketigs,” kata dia.


“Kelima, karena saya kebetulan sekarang sedang di New York yang memang sudah beberapa waktu yang lalu melongggarkan pemakaian masker, ada tiga hal yang saya lihat sehari-hari,” sambungnya.


Pertama, di tempat terbuka dimana tidak lagi memakai masker, namun tetap saja ada sejumlah orang yang pakai masker. Kedua, di ruangan tertutup yang masih harus pakai masker seperti kereta api dan bus serta ruang lain yang kebijakan sesuai peraturan bisnis masing-masing.

Berita Lainnya:
Pakar Otda: Beginilah Caranya Presiden Jokowi Menguasai Pejabat Negara Terlibat Pemilu 2024


“Seperti di restoran, tempat pertunjukan maka masih ada juga orang yang tidak pakai masker,” ungkapnya.


Ketiga, di banyak tempat tersedia tenda-tenda untuk orang dapat melakukan PCR secara gratis. Artinya jumlah tes dapat tetap terjaga tinggi, sesuatu hal yang baik kalau kita lakukan di Indonesia.


Sementara itu, pada 16 Mei 2022 Otoritas Kesehatan New York justru baru mengeluarkan kebijakan baru karena ada “high level of COVID-19 alert”. Dalam kebijakan itu terdapat pula aturan yang menyebutkan penggunaan masker di semua ruangan umum tertutup.


“Ini adalah salah satu bentuk penyesuaian kebijakan yang mungkin juga kita pertimbangkan di hari-hari mendatang, kalau diperlukan,” ujarnya.


 

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi