Jumat, 26/04/2024 - 21:33 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ACEH

Mimpi Buruk Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Parkinson

ADVERTISEMENTS

Mimpi buruk yang dialami lansia bisa menjadi tanda awal sakit parkinson.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

 JAKARTA — Kemunculan mimpi buruk mungkin bukan hanya sekedar kembang tidur. Menurut studi terbaru, mimpi buruk yang dialami oleh lansia bisa menjadi pertanda awal dari penyakit parkinson.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA


Beberapa studi terdahulu telah mengungkapkan bahwa penderita penyakit Parkinson cenderung bermimpi buruk lebih sering dibandingkan orang dewasa pada populasi umum. Akan tetapi, mimpi buruk belum pernah dipertimbangkan sebagai indikator risiko penyakit Parkinson sebelumnya.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah


“Meski sangat menguntungkan bila penyakit Parkinson didiagnosis lebih dini, indikator risikonya sangat sedikit, dan banyak dari indikator ini yang membutuhkan pengetesan mahal di rumah sakit atau bersifat sangat umum dan tidak spesifik, seperti diabetes,” jelas ketua tim peneliti Dr Abidemi Otaiku dari Centre for Human Brain Health di University of Birmingham, seperti dilansir Neuroscience News, Jumat (10/6/2022).

ADVERTISEMENTS


Oleh karena itu, Dr Otaiku mencoba untuk menemukan hubungan antara mimpi buruk dengan risiko penyakit Parkinson melalui sebuah studi. Dalam studi ini, Dr Otaiku dan tim menggunakan data dari studi cohort berskala besar di Amerika Serikat yang memuat data dari 3.818 lansia pria yang hidup secara mandiri dalam kurun waktu 12 tahun.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil
Berita Lainnya:
Deteksi Tanda Parkinson dengan Konsep TRAP, Begini Cara Mengetahuinya


Di awal studi, para lansia ini mengisi serangkaian kuesioner. Salah satu dari kuesioner tersebut berkaitan dengan kualitas tidur.


Partisipan yang mengalami mimpi buruk setidaknya satu kali per pekan kemudian dipantau lebih lanjut di akhir studi. Pemantauan ini dilakukan untuk mengukur seberapa besar kecenderungan mereka untuk terdiagnosis dengan penyakit Parkinson.


Selama proses pemantauan ini, ada 91 orang lansia yang terdiagnosis dengan penyakit Parkinson. Dari temuan ini, tim peneliti mendapati bahwa lansia yang kerap mengalami mimpi buruk memiliki risiko dua kali lipat lebih besar untuk terkena penyakit Parkinson dibandingkan dengan lansia yang tidak bermimpi buruk.


Selain itu, sebagian besar diagnosis tersebut terjadi dalam lima tahun pertama setelah studi dilakukan. Partisipan yang sering bermimpi buruk selama periode ini memiliki risiko tiga kali lipat lebih tinggi untuk mengalami penyakit Parkinson.

Berita Lainnya:
Irwasda Polda Aceh Pastikan Rekrutmen Polisi Transparan dan Sesuai SOP


Berdasarkan studi ini, tim peneliti mengungkapkan bahwa lansia yang akan terdiagnosis dengan penyakit Parkinson di kemudian hari umumnya akan mengalami mimpi buruk terlebih dahulu. Mimpi buruk ini kerap muncul beberapa tahun sebelum gejala khas penyakit Parkinson terlihat, seperti tremor serta gerakan kaku dan lambat.


Studi ini juga mengungkapkan bahwa mimpi yang terjadi saat tidur bisa memuat informasi penting mengenai struktur dan fungsi otak. Selain itu, mimpi juga bisa menjadi target penting dalam penelitian neurosains.


Pada studi berikutnya, tim peneliti berencana untuk menggunakan elektroensefalografi untuk melihat alasan biologis dari perubahan-perubahan mimpi. Tim peneliti juga mungkin akan mereplikasi studi serupa pada partisipan yang lebih luas dan beragam untuk mengeksplorasi kemungkinan adanya hubungan antara mimpi dan penyakit neurodegeneratif lain, sebagai contoh penyakit Alzheimer.


Studi terbaru ini dilakukan oleh tim peneliti dari University of Birmingham. Studi ini dipublikasikan pada eClinicalMedicine.

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi