Rabu, 01/05/2024 - 23:45 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

INTERNASIONALTIMUR TENGAH

PBB: Lebih dari 300 Ribu Warga Sipil Tewas dalam Perang Suriah 

ADVERTISEMENTS

Konflik Suriah berawal dari aksi antipemerintah hingga menjadi perang saudara.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

 NEW YORK — Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) mengatakan 10 tahun pertama konflik Suriah, yang dimulai pada 2011, telah menewaskan lebih dari 300.000 warga sipil. Data itu adalah perkiraan resmi tertinggi hingga saat ini tentang kematian warga sipil terkait konflik di negara itu.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah


Konflik dimulai dengan pemberontakan damai antipemerintah yang pecah pada Maret 2011 di berbagai bagian Suriah, menuntut reformasi demokrasi. Konflik yang juga menyusul protes Arab Spring di Mesir, Tunisia, Yaman, Libya dan Bahrain yang menyingkirkan beberapa pemimpin Arab yang telah berkuasa selama beberapa dekade. Namun, konflik itu dengan cepat berubah menjadi perang saudara besar-besaran yang menewaskan ratusan ribu dan menghancurkan sebagian besar negara.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
Konsisten Perjuangkan Palestina, Indonesia Terima Penghargaan dari Negara Arab
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh


Laporan yang diterbitkan oleh Kantor Hak Asasi Manusia PBB mengikuti apa yang dikatakannya sebagai penilaian yang ketat dan analisis statistik dari data yang tersedia tentang korban sipil.  Menurut laporan itu, 306.887 warga sipil diperkirakan tewas di Suriah antara 1 Maret 2011 dan 31 Maret 2021 karena konflik tersebut.

ADVERTISEMENTS


Angka-angka yang dikeluarkan oleh PBB tidak termasuk tentara dan pemberontak yang tewas dalam konflik, jumlah mereka diyakini mencapai puluhan ribu. Jumlah tersebut juga tidak termasuk orang yang dibunuh dan dikuburkan oleh keluarga mereka tanpa memberitahu pihak berwenang.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil
Berita Lainnya:
Indonesia Peringatkan WNI di Timteng untuk Meningkatkan Kewaspadaan


“Ini adalah orang-orang yang terbunuh sebagai akibat langsung dari operasi perang. Ini tidak termasuk lebih banyak lagi warga sipil yang meninggal karena hilangnya akses ke perawatan kesehatan, makanan, air bersih dan hak asasi manusia lainnya,” kata Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia Michelle Bachelet dilansir dari The New Arab, Selasa (28/6/2022).

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi