Jumat, 26/04/2024 - 17:46 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ASIAINTERNASIONAL

Taiwan: Kebebasan Hong Kong Hilang

ADVERTISEMENTS

Pemimpin Taiwan Su Tseng-chang mengatakan kebabasan Hong Kong menghilang

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

TAIPEI — Kebebasan di Hong Kong “menghilang” dan China gagal memenuhi janjinya untuk tidak melakukan perubahan selama 50 tahun, kata Pemimpin Taiwan Su Tseng-chang pada Jumat (1/7/2022) saat peringatan 25 tahun kembalinya Hong Kong ke China.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

Presiden China Xi Jinping berada di Hong Kong untuk mengambil sumpah pemimpin barunya, mantan kepala keamanan John Lee, yang mendapat sanksi dari Amerika Serikat atas perannya dalam menerapkan undang-undang keamanan nasional di sana. Kebanyakan orang di Taiwan yang diklaim China tidak menunjukkan minat untuk diperintah oleh Beijing, dan pemerintah Taiwan telah berulang kali menolak tawaran China mengenai “satu negara, dua sistem” untuk memerintah pulau itu, seperti halnya Hong Kong dan Makau.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
Uni Eropa Mengutuk Keras Veto Rusia Terkait Sanksi Korut

Berbicara kepada wartawan di Taipei, Su mengatakan janji-janji bahwa kehidupan akan berjalan seperti biasa di Hong Kong setelah serah terima tidak ditepati.

ADVERTISEMENTS

“Waktunya baru 25 tahun, dan di masa lalu janji 50 tahun tidak ada perubahan. ‘Tarian akan terus berlanjut dan kuda masih berlari’ telah menghilang, dan bahkan kebebasan dan demokrasi telah lenyap,” tambahnya, merujuk pada ungkapan Hong Kong tentang bagaimana hidup tidak akan berubah di bawah pemerintahan China.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

“Kami juga tahu bahwa kami harus berpegang teguh pada kedaulatan, kebebasan, dan demokrasi Taiwan,” tambah Su. “Apa yang disebut ‘satu negara, dua sistem’ China sama sekali tidak tahan uji.”

Protes anti pemerintah di Hong Kong, diikuti dengan tindakan keras dan penerapan undang-undang keamanan nasional yang keras telah dikutuk secara luas di Taiwan yang demokratis. Beijing dan pemerintah Hong Kong mengatakan undang-undang itu diperlukan untuk memulihkan stabilitas kota.

Berita Lainnya:
Menteri Palestina: Pasukan Israel Sengaja Targetkan Perempuan dan Anak-Anak

Inggris mengembalikan Hong Kong ke pemerintahan China pada 1 Juli 1997, di bawah formula “satu negara, dua sistem” yang menjamin otonomi luas dan independensi peradilan yang tidak terlihat di China daratan. Kritik terhadap pemerintah, termasuk negara-negara Barat, menuduh pihak berwenang menginjak-injak kebebasan itu, yang ditolak Beijing dan Hong Kong.

China telah meningkatkan tekanan militer dan politiknya untuk membuat Taiwan menerima kedaulatan China. Pemerintah Taiwan mengatakan hanya rakyat pulau itu yang dapat memutuskan masa depan mereka.


sumber : Antara / Reuters

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi