Jumat, 26/04/2024 - 23:16 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Vaksin Cacar Monyet Terbatas, Indonesia Pilih Antisipasi dengan Vaksin Cacar

ADVERTISEMENTS

Vaksin cacar monyet belum ada di Indonesia karena stok dunia sangat terbatas.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

oleh Antara, Dea Alvi Soraya, Dian Fath Risalah

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

Meningkatnya status cacar monyet atau monkeypox sebagai kondisi darurat global membuat Indonesia turut waspada. Menteri Kesehatan RI Budi Gunadpi Sadikin mengemukakan, vaksin cacar masih efektif memberikan perlindungan terhadap penerima manfaat dari risiko penularan penyakit cacar monyet.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

“Monkeypox masih satu genus dengan cacar yang dulu yang smallpox. Jadi saya bilang ke para ahli, kalau kita pernah divaksin cacar pada tahun 1970-an atau kelahiran seperti saya, yang lansia-lansia itu imunitasnya ada dan (vaksin) cacar itu beda dengan Covid-19 yang turun setiap enam bulan,” katanya, Selasa (26/7/2022).

ADVERTISEMENTS

Dia menjelaskan vaksin cacar memiliki kemampuan melindungi penerima manfaat seumur hidup. “Jadi, antibodinya ada seumur hidup. Buat yang sudah divaksinasi cacar maka relatif terlindungi, kemudian dari perawatannya sudah ada antivirusnya juga,” katanya.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Budi mengatakan vaksin cacar menjadi salah satu dari tiga upaya Kementerian Kesehatan dalam mengendalikan penyakit cacar monyet yang berpotensi mewabah di dunia. Metode pengendalian penyakit yang saat ini menjangkiti 16 ribu pasien di 75 negara itu, diterapkan di Indonesia melalui penegakan disiplin protokol kesehatan, pemanfaatan alat polymerase chain reaction (PCR), hingga pengadaan obat-obatan.

“Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan sama, dengan menjaga prokes, surveilans dijaga, kalau bisa vaksinasi disiapkan dan pengobatannya,” kata dia.

Berita Lainnya:
Rocky Gerung Sebut Gibran Tidak Akan Dipilih Jika Pemilu Ulang Dilakukan

Kemenkes telah menyediakan 500 unit reagen PCR cacar monyet untuk kebutuhan surveilans di seluruh pintu masuk Indonesia, seperti bandara dan pelabuhan. Kemenkes juga sedang berupaya mendatangkan tambahan lebih banyak lagi reagen PCR secara impor untuk disebar ke seluruh provinsi di Indonesia pada bulan ini.

Terkait vaksin cacar monyet, kata dia, hingga saat ini belum tersedia di Indonesia sebab hanya ada di Amerika Serikat dan Rusia. Akan tetapi Kemenkes sedang berupaya mendatangkan obat-obatan untuk penyembuhan pasien cacar monyet di dalam negeri.

“Sekarang kita sedang dalam proses untuk mendatangkan obat-obat itu untuk datang ke Indonesia,” ujarnya.

Budi mengimbau masyarakat untuk tidak perlu khawatir secara berlebihan terhadap risiko penularan cacar monyet di dalam negeri. Alasannya, katanya, cacar monyet relatif lebih mudah dideteksi petugas kesehatan secara kasat mata melalui gejala yang timbul di permukaan kulit, seperti bintik kecil berisi cairan di tangan maupun wajah, perubahan warna kulit menjadi kemerahan, hingga pembengkakan di area selangkangan.

“Biar tidak khawatir, ini baru akan menular sesudah ada gejala, berbeda dengan Covid-19 yang bisa menular sebelum ada gejala, sedangkan cacar monyet gejala dulu di fisik, baru menular dan harus kontak fisik cairannya,” katanya.

Di Indonesia pemeriksaan cacar monyet sudah dilakukan terhadap spesimen dari sembilan pasien dengan status suspek cacar monyet. Hasilnya semuanya negatif.

Berita Lainnya:
Perlindungan dari Vaksin Terpantau Memudar, Cacar Monyet Terus Menyebar

“Sampai saat ini sudah ada suspeknya sekitar sembilan pasien, tersebar di seluruh Indonesia. Tapi kita sudah tes di Jakarta dan semuanya menunjukkan hasil negatif,” katanya.

Budi menambahkan, penyakit cacar monyet umumnya dialami oleh kelompok masyarakat tertentu, termasuk di antaranya kelompok pria penyuka sesama jenis. “Memang penularannya relatif tinggi, sama seperti HIV/AIDS,” katanya.

Kemenkes pun mengaktifkan sistem surveilans dan melakukan pemantauan pada kelompok yang rentan tertular cacar monyet guna mencegah penularan penyakit tersebut.

Pemerintah Kota Bandung melalui Dinas Kesehatan Kota Bandung meyakinkan bahwa pengetatan pengawasan penyebaran cacar monyet tidak akan hanya difokuskan pada komunitas gay saja. Kepala Dinkes Kota Bandung Ahyani Raksanagara menegaskan bahwa virus ini menyebar bukan hanya dari manusia ke manusia, tapi juga dari hewan ke hewan dan hewan ke manusia.

“Tidak (hanya fokus pengetatan pada komunitas gay), jadi kita tetap meyakini bahwa wabah ini bermula dan menyebar dari hewan ke hewan, lalu hewan ke manusia, walaupun bisa juga dari manusia ke manusia dan ini tidak mesti tertular melalui hubungan seksual, karena cairan dari lesi (cairan dari bintik cacar) itu terkena atau terhirup maka bisa tertular,” jelas Ahyani saat dihubungi Republika, Selasa (26/7/2022).

x
ADVERTISEMENTS
1 2

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi