Jumat, 26/04/2024 - 23:53 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ISLAM

Pemimpin Ikhwanul Muslim Sebut tak Ingin Cari Kekuasaan di Mesir

ADVERTISEMENTS

Pemimpin Ikhwanul Muslim Sebut tak Ingin Cari Kekuasaan di Mesir

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

KAIRO — Ikhwanul Muslimin di Mesir mengumumkan mereka tidak mencari kekuasaan di negara Afrika utara itu. Penjabat pemimpin Ikhwanul Muslimin Ibrahim Munir menegaskan hal tersebut.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA


“Kami tidak akan mengobarkan perjuangan baru untuk kekuasaan di Mesir,” kata dia seperti dilansir Asharq Al-Awsat, Ahad (31/7/2022).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah


Dia membuat pengumuman saat cabang kelompok London dan Istanbul bersaing untuk mendapatkan kekuasaan. Cabang London telah membentuk dewan Syura sendiri untuk menggantikan dewan di Istanbul, yang menyebabkan perselisihan.

ADVERTISEMENTS


“Kami sepenuhnya menolak (kekerasan) dan kami menganggapnya di luar ideologi Ikhwanul Muslimin, tidak hanya penggunaan kekerasan dan senjata, tetapi untuk memperjuangkan kekuasaan di Mesir dalam bentuk apa pun,” ucap Munir.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil
Berita Lainnya:
Dubes RI Sebut Indonesia Pengekspor Sabun Terbesar Kedua ke Mesir


Munir juga menekankan, Ikhwanul Muslimin menolak perebutan kekuasaan bahkan antar partai politik melalui pemilu yang diselenggarakan oleh negara. Dia mengatakan hal tersebut benar-benar ditolak oleh mereka.


Namun ia mengakui ada perpecahan internal di dalam tubuh Ikhwanul Muslimin. “Pastinya kali ini lebih berat dari masa-masa sebelumnya dan cobaan-cobaan sebelumnya,” ujarnya.


Munir mengambil alih jabatan sebagai penjabat pemimpin dua tahun lalu karena pemimpin umum Ikhwanul Muslimin telah dipenjara sejak kelompok itu kehilangan kekuasaan pada 2013 dan pengganti awalnya kemudian ditahan pada 2020. Munir mengakui bahwa Ikhwanul pernah mengalami perpecahan internal tentang bagaimana menanggapi krisis dan soal pemimpin baru yang akan dipilih ketika situasi stabil.


Pakar Mesir Ahmed Ban menilai Ikhwanul Muslimin selalu bergerak ketika sudah terlambat. Dia menjelaskan, pada 2011, Ikhwanul Muslimin menyerukan untuk berubah menjadi gerakan yang dapat memberikan dukungannya di belakang sebuah partai politik dan dengannya bergerak menuju reformasi politik di Mesir pada saat itu.

Berita Lainnya:
Banyak Manfaatnya, Ini 5 Keutamaan dan Keberkahan Sedekah


Namun para pemimpin Ikhwanul Muslimin telah mengarahkan pandangan mereka pada kekuasaan saat itu. Lalu mereka mengobarkan pertempuran politik, yang akhirnya sangat merugikan gerakan itu.


Mayoritas pemimpin Ikhwanul dipenjara di Mesir atas tuduhan kekerasan dan pembunuhan. Mereka didakwa setelah penggulingan Presiden Mohammed Morsi dari gerakan Ikhwanul Muslimin, pada Juli 2013, di tengah protes rakyat.


Kelompok itu segera dilarang di Mesir dan hukuman mati serta seumur hidup terhadap para pemimpin puncaknya segera menyusul. Ikhwanul Muslimin juga telah dikeluarkan dari dialog nasional yang diserukan oleh Presiden Abdul Fattah al-Sisi awal tahun ini. Karena masa lalunya yang penuh kekerasan.


 


 

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi