Jumat, 26/04/2024 - 20:16 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EROPAINTERNASIONAL

Calon PM Inggris Berencana Potong Pajak, Lembaga Think Tank Beri Peringatan

ADVERTISEMENTS

PM Inggris yang baru tidak punya banyak ruang untuk memotong pajak secara permanen

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

LONDON — Lembaga think tank Institute for Fiscal Studies mengatakan perdana menteri Inggris yang baru tidak punya banyak ruang untuk memotong pajak secara permanen. Hal ini menantang rencana dua kandidat perdana menteri yang akan menggantikan Boris Johnson.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

Menteri Luar Negeri Liz Truss ingin memotong pajak yang telah dan akan dinaikan saingannya mantan Menteri Keuangan Rishi Sunak senilai sebesar 30 miliar poundsterling. Sunak juga berjanji akan memotong kembali pajak ketika inflasi sudah terkendali.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

Namun menurut IFS inflasi tertinggi Inggris dalam 40 tahun terakhir membutuhkan pengeluaran publik ekstra dalam jangka pendek. Lembaga itu kerap dianggap sebagai penengah tak resmi rencana pengeluaran pemerintah.

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Filipina dan China Kembali Bersitegang, LCS Memanas

Biaya layanan utang tahun depan saja ditetapkan lebih tinggi 54 miliar pound dibandingkan perkiraan lembaga pengawas anggaran pemerintah bulan Maret lalu. IFS mengatakan pengeluaran lebih banyak untuk layanan publik juga “hampir tak terelakan” karena tingginya biaya hidup.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

IFS mengatakan kenaikan inflasi juga artinya menaikan pajak pendapat. Tapi kecepatannya lebih lambat dibanding permintaan untuk pengeluaran publik.

“Kenyataannya Inggris lebih miskin dibandingkan tahun lalu,” kata Deputi Direktur IFS Carl Emmerson, Kamis (18/8).

“Sulit bagi Ibu Truss dan Bapak Sunak untuk menepati janji untuk memotong pajak pada jangka menengah dengan tidak adanya langkah spesifik untuk memotong pengeluaran publik dan keinginan mengelola pengeluaran negara dengan lebih bertanggung jawab,” tambahnya.

Berita Lainnya:
Netanyahu Tolak Perjanjian Pertukaran Sandera dengan Hamas

IFS memprediksi meminjam pada tahun fiskal saat ini akan 16 miliar pounds lebih tinggi dibandingkan perkiraan sebelumnya dan 23 miliar pounds lebih tinggi pada 2023-2024 sebelum kembali ke tingkat perkiraan sebelumnya pada 2024-25.

IFS mengatakan siapa pun yang menjadi perdana menteri akan memiliki surplus 30 miliar pounds untuk pengeluaran harian. Tapi tidak bijaksana bagi politisi mana pun untuk berkomitmen menggunakan surplus ini untuk memotong pajak ketika masa depan tak pasti.

Proyeksi anggaran IFS berdasarkan pertumbuhan dan inflasi yang diterbitkan pada 4 Agustus. Mereka melihat inflasi mencapai puncaknya pada bulan Oktober mendatang sebesar 13 persen sebelum akhirnya kembali ke 2 persen pada pertengahan 2024


sumber : Reuters

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi