Kamis, 02/05/2024 - 12:51 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ASIAINTERNASIONAL

Anak Pengungsi Rohingya Ciptakan Ekskavator Hidrolik

ADVERTISEMENTS

Seorang pengungsi Rohingya berusia 15 tahun membangun ekskavator hidrolik skala kecil

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

DHAKA — Seorang pengungsi Rohingya berusia 15 tahun membangun ekskavator hidrolik skala kecil. Mohammad Toyub menciptakan alat tersebut dari suku cadang yang dikumpulkan di sekitar pengungsian yang menjadi tempat tinggalnya di Bangladesh.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Toyub menggunakan jarum suntik plastik besar sebagai pompa untuk memanipulasi ekskavator. Toyub menguji perangkatnya dengan mengangkat butir beras dari piring yang diletakkan di lantai gedung sekolah di kamp pengungsian. Sementara anak-anak kecil menyaksikan uji coba tersebut.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

“Ketika saya di Myanmar saya melihat sebuah ekskavator menggali dan saya terinspirasi untuk membuat mainan seperti ekskavator ini,” kata Toyub.

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh

“Setelah datang ke Bangladesh, saya mengumpulkan beberapa potongan kecil baja dan saya membuat bagian yang berbeda. Saya menemukan jarum suntik untuk menggerakkan mainan naik dan turun, lalu saya menerapkan mekanisme ini ke mainan,” ujar Toyub menambahkan.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action
Berita Lainnya:
Jika Diminta, Jepang Siap Bantu Taiwan yang Terkena Gempa

Toyub mengenyam pendidikan dasar di Myanmar selama beberapa tahun, sebelum dia dan keluarganya melarikan diri ke Bangladesh pada 2017. Sejak itu, Toyub mengikuti beberapa kelas yang disediakan oleh UNICEF di kampnya. Tetapi sekolahnya ditutup karena pandemi Covid-19.  kata ayahnya Din Mohammed.  

“Saya merasa sangat senang melihatnya melakukan ini karena dia juga bahagia.  Sekarang kami menjadi pengungsi dan saya tidak punya banyak uang agar dia menerima pendidikan yang baik sehingga dia dapat mencapai hal-hal yang lebih baik,” kata ayah Toyub, Din Mohammad.

Di Myanmar, Rohingya direndahkan sebagai imigran ilegal dari Bangladesh. Mereka ditolak kewarganegaraannya, dan dikenai pembatasan ketat untuk bergerak.

Berita Lainnya:
Seruan Tribunal Perbudakan Transatlantik Semakin Kuat 

PBB mengatakan, penumpasan militer 2017 dilakukan dengan niat genosida. Myanmar menyangkal bahwa mereka telah melakukan niat genosida. Myanmar mengatakan, mereka melancarkan kampanye yang ilegal terhadap kelompok pemberontak yang menyerang pos polisi.

Ratusan ribu pengungsi Rohingya pada Kamis (25/8/2022) menandai peringatan lima tahun eksodus mereka dari Myanmar ke Bangladesh. Sementara Amerika Serikat, Uni Eropa, dan negara-negara Barat lainnya berjanji untuk terus mendukung upaya para pengungsi untuk mendapatkan keadilan di pengadilan internasional.

Lebih dari 1 juta orang Rohingya tinggal di kota tenda-tenda pengungsi yang kumuh di distrik Cox’s Bazar dekat perbatasan Bangladesh-Myanmar. Mereka melarikan diri dari penumpasan militer di negara bagian Rakhine Myanmar.


sumber : Reuters

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi