Sabtu, 27/04/2024 - 00:19 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ASIAINTERNASIONAL

Pakistan Pertimbangkan Buka Izin Impor dari India

ADVERTISEMENTS

Pembukaan impor akan memudahkan masuknya pasokan sayuran dan makanan dari India.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

 ISLAMABAD — Badan-badan bantuan internasional telah meminta pelonggaran pembatasan impor makanan dari India ke Pakistan. Menteri Keuangan Pakistan, Miftah Ismail, mengatakan, pemerintah sedang mempertimbangkan untuk melonggarkan pembatasan impor yang memungkinkan masuknya pasokan sayuran dan makanan lainnya dari India.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA


“Lebih dari satu badan internasional telah mendekati pemerintah untuk meminta izin memasok makanan dari India melalui perbatasan darat. Pemerintah akan mengambil keputusan untuk mengizinkan impor atau tidak berdasarkan posisi kekurangan pasokan, setelah berkonsultasi dengan mitra koalisi dan pemangku kepentingan utama,” ujar Ismail.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah


Pakistan dan India telah berperang tiga kali sejak mereka dipisahkan dari British India pada 1947. Perbatasan kedua negara dijaga ketat dan sebagian besar ditutup. Sangat sedikit perdagangan dan perjalanan antara Pakistan dan India, meskipun ada hubungan sejarah, budaya serta keluarga.  

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Iran Desak PBB Kecam Serangan Israel ke Kantor Konsulat di Suriah


Pakistan telah menerima hampir 190 persen lebih banyak hujan daripada rata-rata 30 tahun hingga Agustus tahun ini, dengan total 390,7 milimeter atau 15,38. Provinsi Sindh di selatan yang memiliki populasi 50 juta, paling terkena dampak dengan 466 persen lebih banyak hujan daripada rata-rata 30 tahun.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil


Hujan monsun sangat lebat telah memicu banjir yang menenggelamkan sepertiga wilayah Pakistan dan menewaskan lebih dari 1.100 orang, termasuk 380 anak-anak. Perserikatan Bangsa-Bangsa telah meminta bantuan sebesar 160 juta dolar AS untuk membantu bencana iklim di Pakistan. Pakistan menghadapi lonjakan harga pangan, sehingga menambah kesengsaraan bagi jutaan orang yang terkena dampak bencana.


Banjir bandang yang melanda pegunungan utara telah menyapu rumah, bisnis, infrastruktur, dan tanaman.  Pemerintah mengatakan, 33 juta orang, atau 15 persen dari total 220 juta populasi Pakistan telah terkena dampaknya. Helikopter militer membantu evakuasi keluarga yang terdampar dari atap rumah. Mereka juga membantu mendistribusikan makanan di daerah yang tidak dapat diakses.

Berita Lainnya:
Dampak Perubahan Iklim dan Cuaca Ekstrem Menghantam Asia dengan Keras


Seorang penduduk desa di distrik Shikarpur yang terkena dampak parah di provinsi Sindh, Fayyaz Ali (27 tahun), berhasil menyelamatkan keluarganya. Tetapi dia hanya memiliki sedikit harapan untuk menyelamatkan rumah kecilnya yang dikelilingi oleh banjir.  


“Rumah itu akan jatuh kapan saja. Rumah itu telah terendam,” kata Ali kepada Reuters.


Seperti kebanyakan penduduk desa, Ali mengatakan bahwa dia belum menerima bantuan apa pun. Sebidang tanah besar di kedua sisi Sungai Indus telah terendam. Jalan-jalan utama yang ditinggikan di atas ladang telah menjadi tempat perlindungan. Orang-orang membawa barang bawaan seadanya, mereka mencoba berlindung dari terik matahari dan hujan di bawah plastik.  


Pemerintah Pakistan memperkirakan kerusakan akibat banjir mencapai lebih dari 10 miliar dolar AS. Pemerintah Pakistan telah meminta bantuan internasional untuk mengatasi bencana akibat perubahan iklim.


sumber : Reuters

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi