Senin, 17/06/2024 - 11:00 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Kebiasaan Makan pada Malam Hari Berisiko Timbulkan Pradiabetes

Makan pada malam hari menyebabkan tubuh memproses gula dengan buruk.

ADVERTISEMENTS
Selamat Hari Raya Idul Adha 1445 H dari Bank Aceh Syariah

JAKARTA — Sebelum didiagnosis mengidap diabetes, seseorang sangat mungkin mengalami intoleransi glukosa. Kondisi itu terjadi saat kadar gula dalam darah terpantau tinggi tetapi tidak cukup tinggi untuk diagnosis diabetes.

ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses atas Dilantiknya Daddi Peryoga sebagai Kepala OJK Provinsi Aceh


Intoleransi glukosa adalah tanda peringatan dini bahwa tubuh tidak lagi mampu menyerap gula dari aliran darah. Jika tidak diobati, intoleransi glukosa yang juga dikenal sebagai pradiabetes dapat dengan cepat berubah menjadi diabetes tipe 2.

ADVERTISEMENTS
Menuju Haji Mabrur dengan Tabungan Sahara Bank Aceh Syariah


Gejala prediabetes termasuk rasa buang air kecil yang lebih sering, kelelahan, dan berat badan turun tanpa penyebab jelas. Gatal pada alat kelamin dan merasa sangat haus juga merupakan tanda-tanda pradiabetes.

ADVERTISEMENTS
ActionLink Hadir Lebih dekat dengan Anda


Lantas, apa saja penyebab intoleransi glukosa? Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Science Advances menyebutkan bahwa kebiasaan makan pada malam hari dapat menjadi pemicunya.

ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses kepada Pemerintah Aceh


Menurut para peneliti, makan pada malam hari berpotensi mengganggu jam tubuh dan menyebabkan tubuh memproses gula dengan buruk. Pada studi terbaru itu, tim periset secara khusus menganalisis kebiasaan makan para pekerja shift malam.

ADVERTISEMENTS
Selamat Menunaikan Ibadah Haji bagi Para Calon Jamaah Haji Provinsi Aceh


Pekerja yang terbiasa makan pada malam hari cenderung mengalami intoleransi glukosa, sementara mereka yang hanya makan pada siang hari tidak. Para peneliti mendapati pula bahwa para pekerja itu mengalami gangguan signifikan pada ritme sirkadian tubuh mereka.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat & Sukses atas Pelantikan Pejabat di Pemerintah Aceh
Berita Lainnya:
Ingin Tetap Bugar di Usia Senja? Dokter Sarankan Ini Sejak Dini


Jam sirkadian yang dikendalikan oleh otak bertugas menyampaikan pesan ke tubuh untuk membantu mengatur aktivitasnya selama 24 jam penuh. Salah satu aktivitas itu adalah mencerna gula.

ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hari Kelahiran Pancasila 1 Juni 2024


Ada pengaturan waktu dan ritme yang spesifik untuk setiap organ. Namun, ritme sirkadian dapat terganggu oleh berbagai faktor. Ketersediaan makanan, misalnya, bisa merusak ritme sirkadian pada organ pencernaan.

ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
Selamat dan Sukses kepada Pemerintah Aceh atas Capai WTP BPK


Dalam studi tersebut, peneliti membagi 19 pekerja shift malam yang sehat menjadi dua kelompok. Satu kelompok diminta makan selama melakukan shift malam, sedangkan yang lain makan pada siang hari. Jadwal kelompok kedua umumnya selaras dengan jadwal alami yang ditetapkan oleh ritme sirkadian tubuh.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action


Hasilnya, peserta yang makan di malam hari mengalami peningkatan kadar glukosa darah, sementara mereka yang makan hanya di siang hari tidak mengalami perubahan. Ini menyiratkan bahwa waktu makan yang terlambat bertanggung jawab atas intoleransi glukosa.

ADVERTISEMENTS
Bayar Jalan tol dengan Pencard


Salah satu penulis studi, Frank AJL Scheer, menyoroti kondisi spesifik dari sekian peserta yang diteliti. Peserta dengan gangguan terbesar pada sistem sirkadian juga menunjukkan penurunan toleransi glukosa terbesar.

Berita Lainnya:
Ahli Endokrinologi Peringatkan: Hindari Minuman Manis Jika Derita Pradiabetes


Dia menjelaskan, makan pada malam hari juga mengurangi fungsi sel beta pankreas yang juga berdampak pada pemrosesan gula dalam tubuh. Sel beta memproduksi insulin, hormon utama yang memproses gula.


“Hasil ini menunjukkan bahwa waktu makan bertanggung jawab atas efek yang dilaporkan pada toleransi glukosa dan fungsi sel beta, mungkin karena ketidakselarasan ‘jam’ pusat dan periferal di seluruh tubuh,” ujar Scheer.


Penelitian terdahulu yang terpisah telah mendukung hubungan antara masalah kadar gula darah dan makan pada malam hari. Sebuah studi observasional menemukan bahwa orang yang tidur pada siang hari dan makan pada malam hari memiliki risiko 60 persen lebih tinggi terkena diabetes tipe 2.


Tentunya, tidak semua orang bekerja shift malam. Para peneliti mengatakan orang yang berpotensi makan terlambat di malam hari antara lain orang yang mengalami jet lag, gemar begadang di akhir pekan, atau terbangun dan lapar, dikutip dari laman Express, Sabtu (17/9/2022).

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

قَالَ هَٰذَا رَحْمَةٌ مِّن رَّبِّي ۖ فَإِذَا جَاءَ وَعْدُ رَبِّي جَعَلَهُ دَكَّاءَ ۖ وَكَانَ وَعْدُ رَبِّي حَقًّا الكهف [98] Listen
[Dhul-Qarnayn] said, "This is a mercy from my Lord; but when the promise of my Lord comes, He will make it level, and ever is the promise of my Lord true." Al-Kahf ( The Cave ) [98] Listen

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi