Jumat, 26/04/2024 - 22:56 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

APLIKASITEKNOLOGI

Kreator Konten Diminta Pertimbangkan Dampak Sosial dan Psikologis dari Konten

ADVERTISEMENTS

Video yang dibuat kreator konten terkadang tidak selalu bagus dan bermanfaat.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

 JAKARTA — Pengamat Budaya dan Komunikasi Digital dari Universitas Indonesia (UI) Firman Kurniawan, mengingatkan para remaja untuk mempertimbangkan dampak sosial dan psikologis dalam membuat konten untuk media sosial dan tidak hanya mementingkan popularitas dari konten itu sendiri. Firman mencontohkan bagaimana konten-konten video yang mudah viral di media sosial dibuat oleh kelompok remaja, namun berisi sesuatu yang tidak selalu bagus dan bermanfaat, seperti bersifat kontroversi, berbahaya, konyol, bahkan terkadang tidak etis.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA


“Tidak semua kelompok remaja paham atau tahu caranya untuk membuat konten yang baik. Misalnya, (video yang direkam) di tempat berbahaya, kemudian dijadikan sebagai konten yang akhirnya menimbulkan kecelakaan, seperti beberapa bulan lalu saat sekelompok remaja menghadang truk yang sedang melaju, akhirnya kelindas. Itu demi konten,” kata Firman di Jakarta, Rabu (21/9/2022).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah


Firman mengakui bahwa pemanfaatan ekonomi dari media sosial di kalangan remaja memang menjadi salah satu pemanfaatan yang paling menonjol. Banyak remaja kini menyadari bahwa nilai ekonomi bisa didapatkan ketika dirinya mampu mendulang pendapatan melalui banyaknya jumlah klik atau jumlah penonton pada konten yang diunggah.

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Inilah 5 Keunggulan Samsung S23, Ponsel Berukuran Kecil dengan Performa Berkelas Dengan Harga Terjangkau di Blibli


Meskipun nilai ekonomi yang dihasilkan memiliki sisi positif, Firman menyayangkan sebagian remaja yang melakukannyamelalui konten yang tidak bermanfaat, bahkan apa pun dilakukan demi konten dengan tidak mempedulikan dampak bagi orang lain.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil


“Tidak peduli akibat bagi orang lain, yang penting kontennya sendiri laku. Nah, ini tantangannya. Mereka seharusnya jangan menjadikan anggapan konten semakin buruk itu akan semakin bernilai, yang dijadikan formula. Ini yang harus dicegah,” katanya.


Kelompok usia remaja berada dalam fase menyukai tantangan-tantangan sehingga mampu melakukan hal-hal yang mungkin tidak terpikirkan oleh masyarakat pada umumnya. Namun sayangnya, imbuh Firman, remaja juga kerap melupakan aspek-aspek yang lebih luas.


Oleh sebab itu, Firman menekankan pentingnya membangun kesadaran serta tanggung jawab melalui dialog kepada kelompok remaja bahwa konten yang mereka buat tidak semata-mata soal nilai ekonomi atau jumlah klik saja, melainkan juga dapat membawa dampak sosial dan psikologis, baik bagi penonton maupun bagi dirinya sendiri.

Berita Lainnya:
INI Isi Chat Cabul Interviewers CV kepada Pencaker di LinkedIn, Sampai Tanyakan Hal Tak Senonoh Seperti...


Kesadaran tersebut, kata Firman, perlu ada campur tangan atau kerja sama dari berbagai pihak yang mumpuni dalam dunia digital, termasuk melibatkan orang tua, sekolah, masyarakat, hingga pemerintah


“Kelompok remaja perlu diajari bahwa memang konten yang baik itu susah membuatnya, tapi (konten yang baik) akan lebih everlasting atau lebih berjangka panjang. Ketika mereka konsisten menghasilkan konten yang baik, mereka akan awet dikenal oleh publik,” katanya.


Di sisi lain, lanjut Firman, tak sedikit pula remaja yang sudah mampu memproduksi konten berkualitas seperti para konten kreator yang menunjukkan kemampuan bermusik hingga pemengaruh (influencer) kecantikan yang membagikan pengetahuan produk di media sosial. Dengan konten berkualitas, bahkan tak jarang pelaku konten kreator dilirik oleh para pemilik merek ternama


“Walaupun memproduksi konten yang baik itu tidak mudah tetapi para remaja setidaknya jangan berputus asa dengan kemudian memproduksi konten yang buruk, karena konten yang buruk itu mempunyai efek jangka panjang, baik bagi konsumennya maupun bagi dirinya sendiri sebagai pembuat konten,” kata Firman.

sumber : Antara

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi