Jumat, 26/04/2024 - 20:08 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

INTERNASIONALTIMUR TENGAH

Presiden Iran Tegaskan akan Selidiki Kematian Mahsa Amini

ADVERTISEMENTS

Kematian Mahsa Amini telah memicu gelombang demonstrasi di Iran.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

WASHINGTON – Presiden Iran Ebrahim Raisi menegaskan, pemerintahannya akan menyelidiki kematian Mahsa Amini (22 tahun). Amini diduga tewas akibat dianiaya “polisi moral” Iran setelah dia ditangkap karena tak mengenakan hijab yang dianggap ideal.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

Dalam sebuah konferensi pers di markas PBB di New York, Raisi kembali menyampaikan kesimpulan koroner bahwa Mahsa Amini tidak dianiaya atau dipukuli. “Tapi saya tidak ingin terburu-buru mengambil kesimpulan,” ucapnya, dikutip laman Al Arabiya, Jumat (23/9/2022).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

Dia menekankan, jika memang ada pihak yang salah dalam kematian Amini, hal itu tentu harus diusut. “Saya menghubungi keluarga almarhumah pada kesempatan pertama dan saya meyakinkan mereka secara pribadi bahwa kami akan terus menyelidiki insiden tersebut,” ujar Raisi.

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Malaysia Kutuk Serangan Israel yang Menewaskan Pekerja Organisasi WCK di Gaza

Pada kesempatan itu, Raisi turut melayangkan kritik kepada Amerika Serikat (AS) yang sudah menjatuhkan sanksi ke unit polisi Iran menyusul kematian Amini. Dia menuduh Barat menerapkan standar ganda. “Mengapa tidak menyerukan hal yang sama persis bagi mereka yang kehilangan nyawa di tangan penegak hukum dan agen lain di seluruh Barat; Eropa, Amerika Utara, AS? Mereka yang menderita pemukulan yang tidak adil, mengapa tidak ada penyelidikan yang menindaklanjuti mereka?” ucapnya.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Kematian Amini telah memicu gelombang demonstrasi di Iran. Perempuan-perempuan turun ke jalan dan menunjukkan solidaritasnya kepada Amini dengan cara membakar hijab mereka beramai-ramai. Kerusuhan pun tak terhindarkan. Sejauh ini, setidaknya 17 orang sudah dilaporkan tewas akibat tindakan represif aparat keamanan Iran.

Pada 13 September lalu, “polisi moral” Iran menangkap Mahsa Amini di Teheran. Dia ditangkap karena hijab yang dipakainya dianggap tidak ideal. Di Iran memang terdapat peraturan berpakaian ketat untuk wanita, salah satunya harus mengenakan hijab saat berada di ruang publik.

Berita Lainnya:
Jelang Lebaran, Harga Emas Di UEA Rp 1,2 Juta Per Gram

Setelah ditangkap polisi moral, Amini ditahan. Ketika berada dalam tahanan, dia diduga mengalami penyiksaan. PBB mengaku menerima laporan bahwa wanita berusia 22 tahun itu dipukuli di bagian kepala menggunakan pentungan. Selain itu, kepala Amini pun disebut dibenturkan ke kendaraan.

Amini kemudian dilarikan ke rumah sakit. Kepolisian Teheran mengklaim, saat berada di tahanan, Amini tiba-tiba mengalami masalah jantung. Amini dirawat dalam keadaan koma dan akhirnya mengembuskan napas terakhirnya pada 16 September lalu. Kematian Amini dan dugaan penyiksaan yang dialaminya seketika memicu kemarahan publik. Mereka menggelar demonstrasi untuk memprotes tindakan aparat terhadap Amini.


Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi