Rabu, 01/05/2024 - 13:54 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ASIAINTERNASIONAL

Sri Lanka Turun Kasta Jadi Negara Berpenghasilan Rendah

ADVERTISEMENTS

Kabinet Sri Lanka setuju menurunkan status ekonomi jadi negara berpenghasilan rendah

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

KOLOMBO — Kabinet Sri Lanka telah menyetujui proposal untuk menurunkan status ekonomi negara kepulauan itu menjadi “negara berpenghasilan rendah”. Juru bicara kabinet Bandula Gunawardane menyatakan pada Selasa (11/10/2022), perubahan ini sebagai upaya agar mendapatkan akses ke pendanaan lunak dari organisasi internasional.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Ekonomi Sri Lanka berada dalam kemerosotan terdalam dengan menyusut pada 8,4 persen tahunan pada kuartal Juni dalam salah satu penurunan kuartalan paling tajam. Bank Dunia menyatakan, PDB per kapita adalah 3.815 dolar AS pada 2021, yang telah menempatkannya dalam kategori ekonomi menengah ke bawah.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
TEPCO Lepaskan Air Radioaktif PLTN Fukushima pada Jumat
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Kabinet pun telah memutuskan untuk menurunkan peringkat pulau itu menjadi “berpenghasilan rendah” dalam daftar Bank Dunia. “Mengingat krisis keuangan serius yang dihadapi Sri Lanka, perwakilan organisasi internasional telah memberi tahu kami bahwa jika Sri Lanka dikategorikan sebagai negara berpenghasilan rendah, akses pendanaan akan lebih mudah,” kata Gunawardane.

ADVERTISEMENTS

Pulau Asia Selatan berpenduduk 22 juta orang itu sedang berjuang melawan krisis ekonomi terburuknya sejak kemerdekaan pada 1948 yang disebabkan oleh Covid-19. Padahal negara ini bergantung pada pariwisata dan memangkas pengiriman uang dari pekerja di luar negeri.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil
Berita Lainnya:
UNICEF: Laju Kehancuran di Gaza Sangat Mengejutkan

Kenaikan harga minyak, pemotongan pajak, dan larangan impor pupuk kimia selama tujuh bulan pada tahun lalu membuat kondisi negara itu semakin hancur. Krisis telah menyebabkan kekurangan dolar akut untuk membayar impor makanan, bahan bakar, dan obat-obatan, ditambah kondisi anjloknya rupee dan inflasi yang tak terkendali.

Bank Sentral Sri Lanka mempertahankan suku bunga stabil pekan lalu. Lembaga ini memperkirakan kontraksi produk domestik bruto 8,7 persen untuk 2022.

sumber : Reuters

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi