Kamis, 23/05/2024 - 07:55 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMIGLOBAL

Negara Kaya Babak Belur Gegara Dolar AS Terus Menguat

Dampak penguatan dolar AS ke negara berkembang lebih minim.

ADVERTISEMENTS
QRISnya satu Menangnya Banyak

 JAKARTA — Negara pasar berkembang turut terkena imbas reli penguatan dolar AS. Namun, dampaknya lebih minim dibandingkan yang dialami negara-negara kaya.

ADVERTISEMENTS
Bayar PDAM menggunakan Aplikasi Action Bank Aceh Syariah - Aceh Selatan


Salah satu faktor yang menopang kinerja pasar berkembang yaitu kenaikan harga komoditas. Seperti diketahui, sebagian besar negara berkembang merupakan produsen komoditas. 


“Produsen komoditas masih berkinerja relatif baik dibandingkan dengan zona euro atau Kelompok 10,” kata kepala strategi pasar berkembang Citigroup Dirk Willer dilansir Bloomberg, Senin (17/10/2022).


Willer mengatakan negara-negara berkembang berhasil dalam mengatasi beberapa volatilitas akibat pengetatan kebijakan moneter bank sentral AS Federal Reserve. Mata uang Brasil dan Meksiko mampu memikat investor dengan hasil yang menarik. Sebaliknya, Inggris dan sebagian besar negara Eropa justru mengalami kerugian yang besar.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh
Berita Lainnya:
Pupuk Indonesia Pastikan Alokasi Pupuk Bersubsidi Tepat Sasaran


Saat dunia bergerak dari krisis ke krisis, mulai dari perang di Ukraina hingga tekanan energi di Eropa dan gejolak politik di Inggris, reputasi negara maju sebagai tujuan investasi yang lebih aman telah terpukul. Menurut indeks JPMorgan Chase & Co, volatilitas dalam mata uang negara kelompok G7 telah melonjak di atas pasar negara berkembang untuk pertama kalinya sejak Maret 2020.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action
Berita Lainnya:
Pedagang Buang 10 Ton Pepaya di Kramat Jati karena Harga Anjlok


Tak satu pun dari mata uang negara kelompok G-10 memiliki tingkat bunga di atas 3 persen. Sementara negara berkembang menawarkan lebih tinggi seperti Indonesia 4,25 persen, termasuk yang terendah, dan tingkat bunga di Brasil melebihi 13 persen.


“Beberapa bank sentral pasar berkembang cukup awal untuk menaikkan suku bunga mulai pertengahan 2021. Ini adalah contoh yang bagus agar dapat berjalan jauh di pasar,” kata ahli strategi suku bunga di Columbia Threadneedle Investments, Lin Jing Leong. 

ADVERTISEMENTS


 

ADVERTISEMENTS

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi