Kamis, 02/05/2024 - 19:06 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Hati-Hati, Suplemen Herbal Populer Ini Bisa Picu Gangguan Irama Jantung pada Usia Muda

ADVERTISEMENTS

Suplemen herbal yang digemari di AS punya dampak kesehatan.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

JAKARTA — Kasus fibrilasi atrium (FA) pada kelompok usia yang lebih muda tampak mengalami peningkatan di Amerika Serikat. Kasus-kasus ini diyakini berkaitan dengan kebiasaan mengonsumsi suplemen herbal.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Dengan klaim kesehatan yang luar biasa, tak heran bila produk suplemen herbal digemari di tengah masyarakat. Ada sekitar seperlima penduduk dunia yang mengonsumsi suplemen herbal. Namun, sekitar 70 persen di antara pengonsumsi suplemen herbal tak memberi tahu dokter mereka mengenai kebiasaan tersebut.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Meski berlabel alami dan memiliki klaim menakjubkan, orang-orang yang terbiasa mengonsumsi suplemen herbal mungkin perlu lebih waspada. Alasannya, seorang ahli kardiologi menemukan adanya hubungan antara konsumsi suplemen herbal dengan gangguan irama jantung yang berbahaya, yaitu FA.

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh

Ahli kardiologi yang berbasis di California tersebut menemukan adanya peningkatan kasus FA pada pasien berusia 20-an tahun yang mengonsumsi suplemen herbal. Dalam sesi wawancara bersama Insider, dokter tersebut mengungkapkan bahwa beberapa suplemen herbal yang dikonsumsi oleh pasien-pasien muda tersebut adalah suplemen bitter orange atau jeruk pahit dan ephedra.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action
Berita Lainnya:
Hidupnya Tinggal Sebentar, Ibu Ini Jalani Cangkok Ginjal Babi-Pasang Alat Pompa Jantung

Sebagian suplemen bebas yang dikonsumsi para pasien muda tersebut, seperti ephedra, merupakan produk suplemen yang telah dilarang peredarannya oleh Food and Drug Administration (FDA) pada 2004. Pelarangan ini dilakukan karena suplemen-suplemen tersebut memiliki efek samping yang bermasalah.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

Menurut beberapa studi kasus dan studi klinis, suplemen bitter orange dan ephedra terbukti berkaitan dengan masalah gangguan irama jantung atau aritmia. Ironisnya, praktisi kesehatan menemukan bahwa sebagian pasien aritmia justru bergantung pada suplemen sebagai pengobatan alternatif.

Risiko membahayakan dari suplemen bitter orange juga telah diungkapkan sebelumnya oleh WebMD. Laman kesehatan tersebut mengungkapkan bahwa konsumsi suplemen bitter orange, terutama bila dikonsumsi bersama dengan kafein, bisa meningkatkan detak jantung pada orang yang sehat.

Berita Lainnya:
Ke Salon untuk 'Vampire Facial', 3 Perempuan di AS Tertular HIV dari Jarum Suntik Bekas


Efek serupa juga terjadi bila seseorang mengonsumsi campuran minyak ikan dengan pengencer darah. Mengacu pada temuan ini, bukan berarti masyarakat harus sepenuhnya menjauhi produk suplemen herbal. Akan tetapi, masyarakat diimbau untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum mengonsumsi produk suplemen herbal, mengingat adanya risiko yang mungkin timbul.

Fibrilasi atrium yang mematikan

Studi pada April lalu menemukan adanya peningkatan kasus FA yang cukup signifikan dalam dua dekade terakhir di Amerika Serikat. Menurut data, peningkatan kasus FA terjadi sebanyak 72 persen. Angka tersebut jauh lebih besar dibandingkan peningkatan kasus kanker atau penyakit jantung.

“Data baru ini sangat mengkhawatirkan,” jelas Clinical Lead untuk Pencegahan Penyakit Kardiovaskular di East Midlands Clinical Networks, dr Yassir Javid, seperti dilansir Express, Selasa (25/10/2022).

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi