Kamis, 02/05/2024 - 18:04 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Terinfeksi Covid-19 Tingkatkan Risiko Pneumonia

ADVERTISEMENTS

Risiko pneumonia tetap ada meski infeksi Covid-19 sudah disembuhkan.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

 JAKARTA — Covid-19 bisa memberikan dampak yang berkepanjangan bagi kesehatan, meski infeksinya telah disembuhkan. Salah satu dampak berkepanjangan tersebut adalah peningkatan risiko pneumonia.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah


Mengacu pada definisi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pneumonia adalah infeksi pernapasan akut yang mempengaruhi paru-paru. Infeksi ini biasanya disebabkan oleh Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae type B, dan virus sinsitium saluran pernapasan.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh


Pneumonia merupakan infeksi yang menyebabkan kematian terbesar pada anak-anak di dunia. Berdasarkan data, sekitar 14 persen dari seluruh kematian anak berusia di bawah lima tahun disebabkan oleh pneumonia. Sedangkan pada anak berusia 1-5 tahun, pneumonia bertanggung jawab atas 22 persen kematian.

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh


“Pneumonia membunuh 740.180 anak di bawah usia lima tahun pada 2019,” jelas WHO, seperti dilansir Times of India, Kamis (10/11/2022).

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action


Selain pada anak, pneumonia juga bisa memicu infeksi berat pada orang dewasa. Gejala pneumonia umumnya semakin berat pada kelompok usia yang lebih tua.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh
Berita Lainnya:
Kanker Prostat Juga Bisa Menyerang Lebih Dini, Apa Gejalanya?


Ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko pneumonia. Salah satu di antaranya adalah riwayat Covid-19. Menurut Direktur Senior Max Hospital Gurugram, Dr Rajiv Dang, peningkatan risiko pneumonia terkait Covid-19 berkaitan dengan kerusakan yang terjadi pada paru selama sakit atau penggunaan steroid hirup yang berkepanjangan.


Sebagai tambahan, konsultan pulmonologi dari Apollo Hospitals Dr Jayalakshmi TK mengatakan pneumonia cenderung lebih berat bila mengenai orang-orang dengan sistem imun yang menurun, seperti penderita diabetes atau pasien yang mengonsumsi obat penekan imun. Di sisi lain, Dr Jayalakshmi mengatakan Covid-19 juga bisa menurunkan imunitas sehingga dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya pneumonia berat.


“Musim ini kami melihat lonjakan besar pasien dengan bronkitis dan asma eksaserbasi,” ujar Dr Jayalakshmi.


Mengingat adanya peningkatan risiko pneumonia pada penyintas Covid-19, penting untuk mengetahui ragam gejalanya. Berikut ini adalah gejala pneumonia yang perlu diwaspadai:


1. Warna kebiruan pada bibir dan kuku jari


2. Delirium atau kebingungan, gejala ini umum terlihat pada lansia pengidap pneumonia

Berita Lainnya:
Cegah Osteoporosis, Konsumsi Makanan Tinggi Kalsium Sedari Muda


3. Batuk dengan dahak atau lendir kehijauan, kekuningan, atau berdarah


4. Demam tinggi


5. Keringat berlebih


6. Penurunan nafsu makan


7. Kelelahan atau kurang berenergi


8. Napas cepat


9. Detak jantung cepat


10. Menggigil


11. Nyeri yang tajam atau menusuk pada dada, bisa terasa semakin berat saat batuk


12. Sesak napas yang sampai mempengaruhi aktivitas sehari-hari.


Di samping pneumonia, Covid-19 juga bisa meningkatkan risiko maslaah kesehatan lain pada paru-paru. Sebagian di antaranya adalah sindrom distres pernapasan akut, bronkitis, dan sepsis. 


 


Kiat Menjaga Kesehatan Paru-Paru


Mengingat varian-varian SARS-CoV-2 yang baru terus bermunculan, salah satu cara untuk melindungi kesehatan paru-paru di masa pandemi ini adalah dengan melakukan berbagai upaya pencegahan penularan Covid-19. Hal ini bisa dilakukan melalui penerapan protokol kesehatan serta vaksinasi.


Penting juga untuk mengadopsi gaya hidup sehat. Beberapa contohnya adalah berolahraga rutin dan menghindari kebiasaan merokok.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi