Sabtu, 27/04/2024 - 09:41 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ASIAINTERNASIONAL

Filipina akan Kirim Note Verbale ke China Soal Kejadian di LCS

ADVERTISEMENTS

Ada perbedaan keterangan antara yang disampaikan Angkatan Laut Filipina dan China

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

MANILA – Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. mengatakan, negaranya akan mengirimkan note verbale atau catatan lisan ke China. Hal itu sehubungan dengan kejadian yang melibatkan pasukan dari kedua negara di Laut China Selatan (LCS) pada akhir pekan lalu.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

“Ya, saya pikir itu yang perlu kami lakukan (mengirimkan note verbale) ketika pertama kali dilaporkan kepada saya (kejadian di LCS) oleh Kepala Staf (Angkatan Bersenjata Filipina). Saya memintanya untuk segera memanggil atase militer di Kedutaan China (di Manila) guna mendapatkan laporkan,” kata Marcos, Selasa (22/11/2022), dikutip Anadolu Agency.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

Note verbale adalah komunikasi diplomatik yang disiapkan dengan sudut pandang orang ketiga dan tidak bertanda tangan. Note verbale lebih formal dibandingkan aide-memoire, tapi masih berada di bawah nota diplomatik. Terkait kejadian di LCS pada akhir pekan lalu, Marcos mengungkapkan, ada perbedaan keterangan antara yang disampaikan Angkatan Laut Filipina dan pejabat China.

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Bolivia Dukung Sanksi untuk Ekuador Menyusul Penggerebekan Kedubes Meksiko

“Jadi, kita harus menyelesaikan masalah ini. Tentu saja, saya memiliki kepercayaan penuh pada Angkatan Laut kami dan jika ini yang mereka katakan terjadi, saya hanya bisa percaya bahwa itulah yang terjadi,” kata Marcos.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Dia mengisyaratkan tak ingin membiarkan kejadian tersebut berlalu tanpa penyelesaian yang jelas. “Ini adalah hal-hal yang perlu kita selesaikan karena Asia Pasifik sedang memanas,” ujarnya.

Komandan Komando Barat Angkatan Bersenjata Filipina di Palawan Wakil Laksamana Alberto Carlos mengungkapkan, pada Ahad (20/11/2022) lalu, kapal penjaga pantai Cina mencegat dan memblokir sebuah perahu karet Filipina yang menarik “objek tak dikenal” menuju Pulau Thitu. Pulau yang berada di gugus Spartly itu dijaga pasukan Filipina.

Carlos mengungkapkan, setelah pencegatan, kapal penjaga pantai Cina mengerahkan tim perahu karet. “Mereka secara paksa mengambil objek terapung (itu) dengan memotong tali penarik yang melekat pada perahu karet (Filipina),” ujar Carlos, Senin (21/11/2022).

Objek tak dikenal itu kemudian dibawa kapal penjaga pantai China. Sementara perahu karet yang ditumpangi beberapa tentara Filipina itu kembali ke pos mereka. Tak ada tentara Filipina yang terluka dalam aksi pencegatan tersebut. Menurut juru bicara militer Filipina Mayor Cherryl Tindog, objek tak dikenal yang direbut kapal penjaga pantai Cina terlihat mirip dengan puing-puing mengambang yang menyerupai fairing roket China yang ditemukan bulan ini dari pulau Busuanga, utara Palawan.

Berita Lainnya:
Universitas ini Ingin Kolaborasi dengan Perguruan Tinggi di Davao

Sementara itu juru bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning membantah dugaan atau laporan yang menyebut kapal penjaga pantai China menggunakan kekuatan saat mencegat perahu karet Filipina di LCS. Mao mengakui kapal penjaga pantai China mengambil objek dari kapal karet yang ditumpangi beberapa tentara Filipina tersebut. Menurut dia, objek itu merupakan puing-puing dari fairing muatan roket atau selubung yang melindungi kerucut pesawat ruang angkasa.

“Orang-orang dari pihak Filipina menyelamatkan dan menarik benda terapung terlebih dahulu. Setelah kedua belah pihak bernegosiasi dengan ramah di tempat kejadian, Filipina menyerahkan benda terapung itu kepada kami,” ucap Mao dalam pengarahan pers, Senin.

China diketahui mengklaim sebagian besar wilayah LCS sebagai bagian dari teritorialnya. Klaim itu ditentang oleh sejumlah negara Asia Tenggara, termasuk Filipina.

sumber : Reuters

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi