Jumat, 26/04/2024 - 23:29 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMIFINANSIAL

Bank Dunia dan IMF: Presidensi G20 Dorong Pemulihan Ekonomi Indonesia

ADVERTISEMENTS

Bank Dunia menyebut kepemimpinan Indonesia mampu lahirkan komunike di G20

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

 JAKARTA — World Bank dan International Monetary Fund (IMF) menilai Indonesia mampu menyelesaikan presidensi tersulit dalam sejarah G20. Hal ini mengingat situasi geopolitik sedang memanas dan masih dalam masa pandemi Covid-19.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA


Country Director World Bank for Indonesia and Timor Leste Satu Kahkonen mengatakan saat perang Rusia Ukraina pecah, ada pertanyaan besar apakah pertemuan G20 bisa terlaksana. Adapula keraguan mungkinkah G20 mampu menghasilkan keputusan bersama.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
Gelar Mudik Gratis, PT Taspen Berikan Semua Peserta Perlindungan Asuransi


 “Well done (bagus sekali). Hingga awal pekan sebelum puncak G20, masih banyak yang skeptis komunike bisa dibuat.Tetapi Indonesia berhasil melakukannya,” ujarnya, Kamis (24/11/2022).

ADVERTISEMENTS


Kahkonen melanjutkan, pencapaian Indonesia dalam presidensi G20 bukan hal mudah. Dia bahkan menyebutnya sebagai presidensi tersulit dalam sejarah. Disebabkan baru kali ini Indonesia memegang Presidensi G20 dan dalam kondisi global yang sulit. 

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil
Berita Lainnya:
IMF: Pertumbuhan Ekonomi di MENA Melambat di Tahun Ini


“Saya menyampaikan selamat kepada pemerintah Indonesia atas pencapaiannya dalam menyelesaikan Presidensi G20 dengan sukses,” katanya.


Sementara itu Senior Resident Representative for Indonesia of IMF, James P Walsh menambahkan di tengah situasi geopolitik tidaklah mudah membangun konsensus dengan banyak negara.

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi