Sabtu, 27/04/2024 - 02:20 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ASIAINTERNASIONAL

Pemerintah Longgarkan Penguncian di  Xinjiang

ADVERTISEMENTS

Pelonggaran aturan berlaku usai masyarakat menggelar demo terkait zero-Covid.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

 URUMQI — Pihak berwenang di wilayah Xinjiang barat China membuka beberapa lingkungan di ibu kota Urumqi pada Sabtu (26/11/2022). Pelonggaran ini berlaku setelah penduduk mengadakan demonstrasi larut malam yang luar biasa menentang penguncian “zero-Covid” yang telah berlangsung lebih dari tiga bulan.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA


Otoritas Urumqi mengumumkan bahwa penduduk di daerah berisiko rendah akan diizinkan untuk bergerak bebas di dalam lingkungan mereka. Namun, banyak lingkungan lain tetap terkunci.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah


Pejabat menyatakan, pada dasarnya telah mencapai “masyarakat zero-Covid”. Pernyataan ini menjelaskan bahwa tidak ada lagi penyebaran komunitas dan infeksi baru terdeteksi hanya pada orang yang sudah dalam pemantauan kesehatan, seperti yang berada di fasilitas karantina terpusat.

ADVERTISEMENTS


Pengguna media sosial menyambut berita itu dengan tidak percaya dan sarkasme. “Hanya China yang bisa mencapai kecepatan ini,” tulis seorang pengguna di media sosial yang mirip dengan Twitter, Weibo.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil
Berita Lainnya:
Presiden Polandia Veto RUU tentang Pil Pencegah Kehamilan, Hanya dengan Resep Dokter


Topik yang sedang tren sering kali dimanipulasi oleh sensor. Pengumuman “zero-Covid” pun menjadi tagar trending nomor satu di Weibo dan Douyin atau Tiktok versi China. Kebakaran apartemen dan protes menjadi penangkal kemarahan publik, karena jutaan orang berbagi postingan yang mempertanyakan pengawasan pandemi China atau mengejek propaganda kaku negara itu dan pengaturan sensor yang keras.


Ledakan kritik menandai perubahan tajam dalam opini publik. Pada awal pandemi, pendekatan China untuk mengendalikan Covid-19 dipuji oleh warganya sendiri karena meminimalkan kematian pada saat negara lain menderita gelombang infeksi yang menghancurkan. Pemimpin China Xi Jinping telah mengangkat pendekatan tersebut sebagai contoh keunggulan sistem dibandingkan dengan Barat dan terutama Amerika Serikat yang telah mempolitisasi penggunaan masker wajah dan mengalami kesulitan dalam melakukan penguncian yang meluas.

Berita Lainnya:
Gerak Cepat China Mendekati Prabowo


Tapi dukungan untuk “zero-Covid” telah berkurang dalam beberapa bulan terakhir, karena tragedi memicu kemarahan publik. Pekan lalu, pemerintah kota Zhengzhou di provinsi tengah Henan meminta maaf atas kematian bayi berusia empat bulan. Dia meninggal setelah terlambat menerima perawatan medis saat menderita muntah dan diare di karantina di sebuah hotel di Zhengzhou.


Peristiwa terbaru yang memicu demonstrasi adalah kebakaran di sebuah kompleks apartemen yang telah menewaskan 10 orang di Xinjiang. Hambatan yang disebabkan oleh anti-virus dinilai mengakibatkan jatuhnya korban jiwa itu.


Pejabat telah membantah tuduhan tersebut dengan mengatakan, tidak ada barikade di dalam gedung dan penduduk diizinkan untuk pergi. Pejabat kota Urumqi justru mengalihkan tanggung jawab atas kematian kepada penghuni menara apartemen.


“Kemampuan beberapa warga untuk menyelamatkan diri terlalu lemah,” kata kepala pemadam kebakaran Urumqi Li Wensheng.

sumber : AP

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi