Senin, 06/05/2024 - 03:38 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

WHO Catat Polio Indonesia Wabah yang Diwaspadai, Prof Tjandra: Perlu Diplomasi Kesehatan

ADVERTISEMENTS

Polio sudah bersirkulasi dalam bentuk transmisi lokal di tengah masyarakat.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

JAKARTA — Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat penyakit polio yang terjadi di Indonesia sebagai “diseases outbreak news” (DONs) atau wabah penyakit yang perlu diwaspadai. Sebab, polio sudah bersirkulasi dalam bentuk transmisi lokal di tengah masyarakat setempat.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Dalam pernyataan resmi yang dilansir di Jakarta, Rabu (21/12/2022), WHO mencantumkan judul “Circulating Vaccine-Derived Poliovirus Type 2 (cVDPV2) Indonesia” terhadap Kejadian Luar Biasa (KLB) kasus Polio di Indonesia. Pernyataan tersebut diterbitkan pada 19 Desember 2022.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Dalam keterangan tersebut juga dijelaskan secara rinci kasus polio yang terjadi di Kabupaten Pidie, Aceh, berikut serangkaian tindakan yang sudah dilakukan pemerintah Indonesia. Pada awal November 2022, Kementerian Kesehatan RI mengumumkan temuan satu kasus polio di Kabupaten Pidie.

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh

Selanjutnya, pemerintah melakukan upaya penelusuran epidemiologi di sekitar tempat tinggal pasien dan kembali ditemukan kasus serupa yang menjangkiti tiga anak balita. Ketiganya tidak mengalami gejala lumpuh layuh mendadak (acute flaccid paralysis/AFP).

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action
Berita Lainnya:
Kompolnas Ungkap akan Ada Kemajuan Penanganan Kasus Firli Bahuri

Kemenkes kemudian berupaya menekan laju kasus polio melalui program vaksinasi polio yang menyasar sekitar 1,2 juta jiwa anak berusia di bawah 12 tahun. Mereka tersebar di 23 kabupaten/kota Provinsi Aceh.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

Mantan Direktur WHO Asia Tenggara Tjandra Yoga Aditama menjelaskan dua alasan yang menyebabkan polio di Aceh sudah bersirkulasi dan menular di masyarakat. Pertama, karena ada beberapa sampel kasus yang diperiksa, ternyata saling berhubungan secara genetik.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

Alasan kedua, laporan pemeriksaan laboratorium sekuensing dari Bio Farma menunjukkan perubahan 25 senyawa organik nukloetida pada pasien dengan kasus lumpuh layuh. Lalu, ditemukan perubahan nukleotida 25 dan 26 pada kasus yang tidak bergejala atau asimtomatik.

“Keadaan dinyatakan sudah bersirkulasi di masyarakat, makanya ada abjad c di depan VDVP2, yaitu virus penyebab KLB ini,” katanya.

Berita Lainnya:
Dibutuhkan Keberanian dan Moral Hakim MK dalam Putuskan PHPU 2024

Prof Tjandra yang kini menjabat direktur Pasca Sarjana Universitas Yarsi mengatakan, setidaknya ada dua dampak yang muncul bagi negara berstatus kasus importasi cVDPV2 yang sudah bersirkulasi dalam bentuk transmisi lokal. Pertama, perlu menyatakan KLB sebagai masalah kegawatan kesehatan nasional.

Kedua, penduduk setempat serta orang asing yang menetap dalam jangka waktu panjang disarankan untuk mendapatkan Vaksin Polio Injeksi (IPV) minimal dalam empat pekan hingga 12 bulan sebelum bepergian ke luar negeri. Dua hal itu adalah anjuran WHO berdasarkan rekomendasi dalam pernyataan (Public Health Emergency of International Concern/PHEIC), menurut Prof Tjandra.

“Kedua hal itu tentu punya dampak amat luas kalau memang akan diberlakukan, karena itu sejak sekarang harus dicari jalan keluar terbaiknya. Setidaknya, diperlukan diplomasi kesehatan internasional,” ujar Prof Tjandra yang juga mantan Direktur Jenderal (Dirjen) Pengendalian Penyakit dan Mantan Kepala Balitbangkes Kemenkes RI.

sumber : Antara

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi