Kamis, 02/05/2024 - 12:52 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Epidemiolog Sebut Indonesia Harus Kejar Capaian Vaksinasi

ADVERTISEMENTS

Pakar sebut vaksinasi Covid-19 jamin keberlangsungan pandemi terkendali

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

JAKARTA — Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan vaksinasi dapat menjamin keberlangsungan situasi pengendalian Covid-19 di Indonesia yang secara umum sudah jauh lebih baik jika dibandingkan kondisi global.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

“Indikator yang bisa menjamin lebih berkelanjutan situasi di Indonesia saat ini adalah modal imunitas. Peningkatan imunitas lebih menentramkan,” kata Dicky Budiman di Jakarta, Jumat (23/12).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Menurut Dicky indikator perbaikan situasi pandemi Covid-19 di Indonesia saat ini adalah penurunan jumlah masyarakat yang terinfeksi, beban di fasilitas kesehatan, dan kasus kematian. Menurut Dicky, kondisi global kasus Covid-19 di beberapa negara masih cukup tinggi, misalnya di China dan India.

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh

Dicky mengatakan, Indonesia perlu terus meningkatkan capaian vaksinasi agar pengendalian Covid-19 di Tanah Air bisa dipertahankan secara berkelanjutan.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action
Berita Lainnya:
Officer Passed Away Extinguishing a Fire in LBH Building

Dicky mengatakan, cakupan vaksinasi primer dan booster harus di atas 80-85 persen. Sedangkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut per Desember 2022 cakupan vaksinasi penuh, yakni dosis pertama dan kedua serta booster pertama belum mencapai 80 persen.

“Ini harus dikejar, karena ini akan membuat percaya diri kita lebih besar,” katanya.

Hal lain yang harus terus diperhatikan adalah potensi importasi kasus dari China ke Indonesia. Kemudian, kepatuhan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas harus terus konsisten, terutama saat libur Natal dan tahun baru.

“Natal dan tahun baru punya potensi perburukan karena lebih dari 40 juta orang bergerak yang bisa membawa virus. Ini bisa jadi masalah di tengah ancaman kondisi global. Setelah melewati libur ini, lakukan kajian pola pembatasan atau public health yang lain. Prinspinya adalah terapkan 5M,” ujarnya.

Berita Lainnya:
KPK Buka Suara Soal Mandeknya Kasus Eks Wamenkumham

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo membuka peluang mengakhiri kebijakan PPKM sebab kasus harian Covid-19 sudah turun ke angka 1.200an, atau cukup terkendali. Pemerintah masih menunggu hasil kajian dari Kementerian Kesehatan, sebelum memutuskan menghentikan PPKM.

Juru Bicara Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito mengatakan rencana pemerintah mengakhiri PPKM merupakan bentuk penyesuaian kebijakan, tapi penanganan pasien akan terus berjalan selama masih terjadi kasus di Indonesia.

“Penyesuaian kebijakan dengan tetap meningkatkan protokol kesehatan, vaksinasi, surveilans, dan komunikasi publik untuk menjaga kekebalan kelompok agar selalu tinggi. Itu hal utama yang dilakukan seluruh lembaga dan masyarakat,” katanya.

sumber : Antara

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi