Sabtu, 27/04/2024 - 00:29 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

INTERNASIONALTIMUR TENGAH

Iran Sediakan Beasiswa untuk Mahasiswi Afghanistan

ADVERTISEMENTS

Iran telah meningkatkan anggaran universitas sebanyak lima kali lipat

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

TEHERAN — Iran berencana untuk menerima lebih banyak mahasiswa perempuan dari Afghanistan. Langkah ini diambil menyusul kebijakan Taliban melarang perempuan mengakses pendidikan ke perguruan tinggi.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

Kantor Berita Resmi Republik Islam Itan (IRNA), pada Selasa (3/1/2023) melaporkan, Iran telah meningkatkan anggaran universitas sebanyak lima kali lipat untuk menyediakan beasiswa bagi mahasiswa Afghanistan. Saat ini terdapat 470 mahasiswa Afghanistan yang belajar di Universitas Teheran, sekitar 25 persen di antaranya adalah perempuan. 

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

Seorang pejabat universitas mengatakan bahwa, sekitar setengah dari mahasiswa tersebut mendapatkan beasiswa. Pejabat itu menambahkan, peningkatan anggaran akan memungkinkan Iran mendukung lebih banyak pelajar Afghanistan, terutama perempuan.

ADVERTISEMENTS

Menteri Pendidikan Tinggi di bawah pemerintahan Taliban, Nida Mohammad Nadim, pada Kamis (22/12/2022) membela keputusannya untuk melarang perempuan mengakses perguruan tinggi. Keputusan kontroversial ini telah memicu reaksi global.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

 

Nadim mengatakan, larangan yang dikeluarkan awal pekan ini diperlukan untuk mencegah pencampuran gender di universitas. Dia meyakini beberapa mata pelajaran yang diajarkan di kampus melanggar prinsip-prinsip Islam. Dia mengatakan, larangan itu berlaku sampai pemberitahuan lebih lanjut.

Berita Lainnya:
Perkuat Afrika Selatan, Kolombia Akhirnya Gugat Israel ke Mahkamah Internasional

Dalam sebuah wawancara dengan televisi Afghanistan, Nadim menolak kecaman internasional yang meluas, termasuk dari negara-negara mayoritas Muslim seperti Arab Saudi, Turki dan Qatar. Nadim mengatakan, orang asing harus berhenti mencampuri urusan dalam negeri Afghanistan.

Nadim merupakan mantan gubernur provinsi, kepala polisi dan komandan militer. Nadim diangkat menjadi menteri oleh pemimpin tertinggi Taliban pada Oktober. Sebelumnya, dia berjanji untuk menghapus sekolah sekuler.

Nadim menentang pendidikan perempuan. Dia berpendapat perempuan yang mengenyam pendidikan bertentangan dengan nilai-nilai Islam dan Afghanistan. Alasan lain Nadim melarang perempuan mengakses pendidikan tinggi adalah mereka tidak mematuhi aturan berpakaian dan mempelajari mata pelajaran serta kursus tertentu.

Nadim menambahkan, pemerintahan Taliban sedang berupaya untuk memperbaiki masalah tersebut. Menurutnya, universitas akan dibuka kembali untuk perempuan setelah beberapa masalah diselesaikan.

“Kami mengatakan kepada gadis-gadis untuk memakai jilbab yang benar, tetapi mereka tidak melakukannya dan mereka mengenakan gaun seperti mereka akan pergi ke upacara pernikahan,” kata Nadim, dilansir dari laman The Associated Press.

“Para perempuan belajar tentang pertanian dan teknik, tetapi ini tidak sesuai dengan budaya Afghanistan.  Anak perempuan harus belajar, tetapi tidak di bidang yang bertentangan dengan Islam dan kehormatan Afghanistan,” ujar Nadim.

Berita Lainnya:
DK PBB akan Adakan Pertemuan Atas Permintaan Israel Usai Serangan Iran

Sebelumnya menteri luar negeri dari kelompok negara G7 mendesak Taliban untuk mencabut larangan tersebut. Mereka memperingatkan bahwa penganiayaan gender dapat menjadi kejahatan terhadap kemanusiaan.

“Kebijakan Taliban yang dirancang untuk menghapus perempuan dari kehidupan publik akan berdampak pada bagaimana negara kita terlibat dengan Taliban,” ujar pernyataan bersama para menteri luar negeri G7.

Taliban membuat janji serupa tentang akses sekolah menengah untuk anak perempuan. Taliban menyatakan, kelas akan kembali dibuka bagi anak perempuan setelah “masalah teknis” seputar seragam dan transportasi diselesaikan. Tetapi hingga kini anak perempuan tetap tidak kembali ke ruang kelas.

Taliban mengeklaim bahwa mereka mencoba memperbaiki masalah yang diwariskan dari pemerintahan sebelumnya. Di Afghanistan, ada beberapa penentangan domestik terhadap larangan perempuan mengakses universitas, termasuk dari beberapa pemain kriket.  Kriket adalah olahraga yang sangat populer di negara ini, dan para pemainnya memiliki ratusan ribu pengikut di media sosial.

Dukungan lainnya juga datang di Universitas Kedokteran Nangarhar. Media lokal melaporkan, mahasiswa laki-laki menolak untuk mengikuti ujian sampai akses perempuan ke universitas dipulihkan.

x
ADVERTISEMENTS
1 2

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi