Sabtu, 04/05/2024 - 11:23 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

BISNISEKONOMI

Kemenkeu Nyatakan, Tren PMI Manufaktur Indonesia Naik Dibandingkan Negara Lain

ADVERTISEMENTS

Permintaan ekspor masih tertahan.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

JAKARTA — Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyatakan, di tengah tren perlambatan global, aktivitas manufaktur nasional masih mencatatkan ekspansi lebih tinggi. Pada Desember 2022, Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur meningkat ke level 50,9, dari sebelumnya sebesar 50,3 pada November tahun lalu.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Maka, aktivitas manufaktur nasional masih tetap terjaga pada zona ekspansif selama 16 bulan berturut-turut. Optimisme para pelaku industri manufaktur terindikasi membaik. Sebagaimana ditunjukkan dengan mulai tumbuhnya persediaan baik barang input maupun barang siap jual guna mengantisipasi kenaikan permintaan dalam waktu dekat.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Kondisi tersebut didukung oleh masih kuatnya permintaan dalam negeri sejalan dengan tetap terjaganya tekanan inflasi di dalam negeri. Sementara permintaan ekspor masih tertahan.

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh

Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu Febrio Kacaribu menjelaskan, meski disrupsi pasokan masih terjadi, namun harga barang input mulai terindikasi menurun. Lalu meningkatnya aktivitas sektor manufaktur juga diikuti dengan meningkatnya pembukaan lapangan kerja yang senantiasa berada pada zona ekspansif selama enam bulan berturut-turut.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

 

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

“Secara keseluruhan, optimisme pelaku usaha masih cukup terjaga,” Febrio dalam siaran pers, Rabu (4/1).

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

Walau sebagian responden tetap mengantisipasi kondisi ekonomi dunia dan cuaca ekstrem yang dianggap berpotensi menghambat laju distribusi.  Aktivitas manufaktur yang terus berada di zona ekspansif menandakan resiliensi dan pemulihan yang terus berlanjut di tengah perlambatan manufaktur di berbagai negara.

Berita Lainnya:
Kadin DKI Sebut Jakarta Butuh Pemimpin yang Paham Ekonomi

“Hal ini merupakan suatu capaian yang perlu kita pertahankan untuk terus menjaga momentum pemulihan” ujarnya.

Meski begitu, kata dia, risiko perlambatan ke depan masih tetap harus diwaspadai. Sedangkan beberapa negara lain mengalami penurunan PMI. Tren PMI Manufaktur Korea Selatan menurun, pada Desember 2022 di 48,2 sebelumnya November di posisi 49.

PMI negara itu terkontraksi sejak Juli 2022 dan terus melambat, sampai akhir tahun pun terus berlanjut. Beberapa negara kawasan ASEAN+3 juga belum berhasil keluar dari zona kontraksi seperti Jepang 48,8 (November 49), Vietnam 46,4 (November 47,4), dan Malaysia 47,8 (November 47,9).

“PMI di negara maju seperti Amerika Serikat dan Inggris juga menunjukkan tren kontraksi dan perlambatan,” katanya.

Di sisi lain, aktivitas manufaktur India sebagai salah satu tujuan diversifikasi pasar ekspor bagi Indonesia mengalami penguatan pada level yang cukup tinggi. PMI Manufaktur India tercatat terekspansi selama 18 bulan berturut-turut, dan meningkat pada Desember di

level 57,8 (November 55,7).

Secara kumulatif Januari sampai November 2022, pertumbuhan ekspor Indonesia ke India mencapai 79,0 persen year to date (ytd), meningkat tajam dibandingkan pertumbuhan periode yang sama tahun sebelumnya (32,5 persen). Hal ini mengindikasikan masih kuatnya prospek kinerja ekspor Indonesia pada 2023.

Berita Lainnya:
Pertamina Lubricants Tegaskan Tekadnya Pimpin Industri Pelumas Dunia

Sementara, laju inflasi sedikit meningkat di Desember 2022 yang mencapai 5,51 persen year on year (yoy), naik dari angka November sebesar 5,42 persen. Peningkatan ini didorong oleh tekanan kenaikan inflasi inti dan harga diatur pemerintah (administered price).

Lalu dari sisi harga pangan bergejolak masih melanjutkan tren penurunan. Inflasi inti tercatat sebesar 3,36 persen year on year (yoy), meningkat jika dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat di angka 3,30 persen. Hal ini mencerminkan masih kuatnya konsumsi masyarakat, yang juga tercermin pada kenaikan inflasi beberapa kelompok pengeluaran, seperti perumahan, rekreasi, dan perawatan pribadi, dan jasa lainnya.

Tren penurunan inflasi kelompok pangan bergejolak berlanjut di mana tercatat sebesar 5,61 persen yoy, lebih rendah dari inflasi November yang mencapai 5,70 persen. Namun demikian, secara bulanan (mtm) harga pangan mengalami kenaikan seiring dengan perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) dan masuknya musim penghujan, seperti daging dan telur ayam, serta ikan segar, aneka sayuran seperti tomat, cabai rawit, bayam), dan beras.

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS
1 2

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi