Selasa, 30/04/2024 - 22:28 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Dokter: Jika di Posyandu Ada Anak yang Berat Badannya Kurang, Segera Rujuk ke Puskemas

ADVERTISEMENTS

Perbaikan sistem rujukan stunting termasuk di posyandu dinilai menjadi hal penting.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

JAKARTA — Pakar kesehatan anak dr Cut Nurul Hafifah mengatakan, perbaikan sistem rujukan stunting termasuk di posyandu menjadi hal utama yang perlu dilakukan saat ini untuk mencegah stunting.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

“Jika di posyandu ada anak yang berat badannya tidak naik adekuat, maka harus segera dirujuk ke puskesmas untuk dievaluasi asupan nutrisinya dan dicari tanda bahaya yang terjadi (red flags),” ujar Nurul yang tergabung dalam Ikatan Dokter Anak Indonesia itu, Jumat (20/1/2023).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Dokter spesialis anak subspesialis kesehatan anak nutrisi dan penyakit metabolik ini mengatakan hal penting lainnya yaitu mengedepankan pemberian makanan tambahan berprotein hewani tinggi di posyandu. Nurul yang berpraktik di RS Pondok Indah mengatakan masyarakat kurang mampu harus menjadi sasaran utama pemberian asupan makanan berprotein hewani tinggi tersebut. Tindakan ini juga harus disertai edukasi berkelanjutan terkait asupangizi anak.

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Ayah Bunda, Ini Bahayanya Jika Anak Mengalami Stunting

Menurut Nurul, upaya pencegahan stunting dapat terbagi menjadi dua jenis, yaitu primer dan sekunder. Pencegahan primer diterapkan kepada anak yang sehat dengan memastikan asupan protein hewani tercukupi.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

“Misalnya, pada anak usia enam hingga 12 bulan disarankan untuk mengonsumsi satu butir telur per hari,” kata dia.

Sementara itu, pencegahan sekunder diterapkan kepada anak yang mengalami weight faltering, yaitu kondisi berat badan yang tidak naik adekuat. Pencegahan ini dilakukan dengan cara mencari penyebab kenaikan berat badan yang tidak adekuat tersebut.

Berita Lainnya:
Habis Makan Banyak Saat Lebaran, 6 Hal Ini Perlu Anda Lakukan

Nurul mengatakan, umumnya masalah berat badan terjadi akibat asupan nutrisi yang kurang atau adanya penyakit medis yang perlu diobati. “Penerapan kedua jenis pencegahan tersebut diharapkan dapat menurunkan angka kejadian stunting,” kata dia.

Stunting merupakan kekurangan gizi pada bayi di 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) yang berlangsung lama dan menyebabkan terhambatnya perkembangan otak dan tumbuh kembang. Terkait dengan Peringatan Hari Gizi Nasional (HGN) setiap 25 Januari, Nurul berpesan agar anak-anak dipastikan mendapatkan makanan yang bervariasi dengan menu lengkap. Selain itu, penting juga mereka untuk selalu dipantau pertumbuhannya.

 

sumber : Antara

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi