Selasa, 30/04/2024 - 05:40 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Anestesi Spinal, Apakah Bisa Sebabkan Kelumpuhan?

ADVERTISEMENTS

Anestesi spinal dapat diberikan menjelang operasi caesar.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

JAKARTA — Beberapa hari lalu sempat viral berita mengenai seorang ibu yang lumpuh usai suntik anestesi yang dilakukan berkali-kali menjelang operasi caesar. Benarkah suntik anestesi berulang bisa menyebabkan kelumpuhan?

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

“Lumpuh mungkin-mungkin saja, tergantung derajatnya,” ujar dr Alfan Mahdi Nugroho SpAn dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-RSUPN Cipto Mangunkusumo kepada Republika.co.id, Ahad (22/1/2023).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Dr Alfan mengilustrasikan terjadi cedera langsung akibat jarum, namun suntikannya sekali. Lukanya tentu akan kecil. Gejala yang muncul juga ringan, misalnya kesemutan di daerah tertentu.

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Makin Banyak yang Kena Kanker di Usia Muda, Mengapa Orang Zaman Sekarang Lebih Berisiko?

“Seminggu-dua minggu hilang,” jelas dr Alfan yang merupakan sub spesialis anestesi obstetri.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Akan tetapi, kalau suntikan berulang, itu dapat menyebabkan luka lebih besar di saraf atau di daerah saraf yang lebih vital komplikasinya lebih besar. Meski demikian, kalau tidak fatal biasanya akan sembuh juga dalam beberapa pekan sampai bulan.

Dr Alfan menjelaskan bila terkena pembuluh darah dan kemudian terjadi pendarahan di sekitarnya, setelah gejala muncul tidak ditangani dengan cepat, bisa saja memberikan luka permanen di daerah tersebut. “Jadi ya harus pintar-pintarlah melakukan, memonitor, lalu kalau gejala muncul harus di follow up, insya Allah sih semua bisa dikoreksi,” paparnya.

Berita Lainnya:
Penderita Hemofilia Perlu Olahraga Santai Hindari Pendarahan

Bahkan, menurut dr Alfan, ketika ada perdarahan atau infeksi, namun dideteksi dengan cepat, kemudian langsung dilakukan MRI dan diambil darah atau infeksi itu dibersihkan, biasanya pasien bisa kembali normal.

“Tapi kalau yang gawat itu kalau agak lama munculnya tidak terdeteksi, penanganannya terlambat,” ujarnya.

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi