Kamis, 02/05/2024 - 03:01 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EROPAINTERNASIONAL

Erdogan Ancam Swedia tak Dapat Dukungan Masuk NATO

ADVERTISEMENTS

Erdogan memperingatkan Swedia untuk tidak mengharapkan dukungan jadi anggota NATO

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

İSTANBUL — Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan meragukan ekspansi organisasi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) pada Senin (23/1/2023). Dia memperingatkan Swedia untuk tidak mengharapkan dukungan menjadi anggota aliansi militer setelah protes di Stockholm oleh aktivis anti-Islam dan kelompok pro-Kurdi.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

“Jelas bahwa mereka yang membiarkan keburukan seperti itu terjadi di depan kedutaan kami tidak dapat lagi mengharapkan belas kasihan dari kami sehubungan dengan permohonan keanggotaan NATO mereka,” kata Erdogan dalam komentar pertamanya mengenai protes akhir pekan.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Menurut Erdogan, Swedia pasti telah menghitung konsekuensi memberikan izin demonstrasi Rasmus Paludan. Dia dengan keras mengecam protes pembakaran Alquran yang dilakukan Paludan pada pekan lalu. Dia mengatakan, itu adalah penghinaan bagi semua orang, terutama bagi umat Islam.

ADVERTISEMENTS

Presiden Turki ini mengaku sangat marah kepada otoritas Swedia karena mengizinkan demonstrasi berlangsung di luar Kedutaan Besar Turki di Stockholm. Mereka melakukan aksi di bawah perlindungan pasukan keamanan.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil
Berita Lainnya:
Trump Jalani Sidang Uang Tutup Mulut untuk Bintang Film Porno

Pembakaran kitab suci Islam membuat marah orang-orang di seluruh spektrum politik di Turki. Kondisi ini persis sama seperti ketika Swedia dan Finlandia muncul di titik puncak keanggotaan NATO setelah mencabut kebijakan ketidakberpihakan militer mereka yang telah berlangsung lama setelah perang Rusia di Ukraina.

Erdogan juga mengkritik Swedia karena mengizinkan protes pro-Kurdi dengan para demonstran mengibarkan bendera berbagai kelompok Kurdi, termasuk Kurdistan Workers’ Party (PKK), yang telah melakukan pemberontakan selama puluhan tahun melawan Turki. PKK dianggap sebagai kelompok teroris di Turki, Uni Eropa, dan Amerika Serikat, tetapi simbolnya tidak dilarang di Swedia.

“Jadi Anda akan membiarkan organisasi teror menjadi liar di jalan dan kemudian mengharapkan dukungan kami untuk masuk ke NATO. Itu tidak terjadi,” kata Erdogan mengacu pada tawaran aksesi Swedia dan Finlandia untuk aliansi militer.

Erdogan mengatakan, jika Swedia tidak akan menunjukkan rasa hormat kepada anggota NATO Turki atau Muslim, sebagai balasan tentu saja negara itu tidak akan mendapatkan dukungan untuk bergabung dengan NATO. Sebuah memorandum bersama yang ditandatangani oleh Turki, Swedia dan Finlandia pada Juni mencegah veto Turki atas tawaran keanggotaan mereka di KTT Madrid NATO.

Berita Lainnya:
China Tegaskan tak Ingin Terlibat dalam Perang di Tengah Gejolak Geopolitik

Pencapaian itu muncul ketika kedua negara itu mengkonfirmasi PKK sebagai kelompok teror dan berkomitmen untuk mencegah kegiatannya. Namun unjuk rasa pro-Kurdi terus berlanjut, dalam aksi terbaru beberapa ratus pengunjuk rasa berjalan di atas foto Erdogan pada pekan lalu dan patung Erdogan digantung di tiang lampu dalam protes sebelumnya. Pejabat Turki membatalkan pertemuan bilateral sebagai tanggapan aksi tersebut.

Pejabat Swedia telah menekankan bahwa kebebasan berekspresi dijamin oleh Konstitusi Swedia. Aturan ini yang memberi orang hak yang luas untuk mengekspresikan pandangan di depan umum, meskipun hasutan untuk melakukan kekerasan atau ujaran kebencian tidak diperbolehkan.

Demonstran juga harus mengajukan permohonan kepada polisi untuk izin pertemuan publik. Polisi dapat menolak izin tersebut hanya atas dasar pengecualian, seperti risiko terhadap keselamatan publik. Pejabat tinggi Swedia mengatakan, kebebasan berekspresi sangat penting untuk demokrasi sambil mengkritik tindakan Paludan sebagai tindakan yang tidak sopan dan tidak mereka setujui.

sumber : AP

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi