Kamis, 30/03/2023 - 21:55 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

UPDATE TERBARU

EKONOMIFINANSIAL

BPS Wanti-Wanti untuk Waspada Penurunan Harga Komoditas Unggulan RI

BPS ingatkan penurunan harga komoditas bisa pengaruhi pertumbuhan ekonomi

 JAKARTA — Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono mengingatkan penurunan harga komoditas unggulan Indonesia di pasar global perlu diwaspadai pada tahun 2023.

“Hal ini mengingat ekspor memberi andil besar kepada pertumbuhan ekonomi di tahun 2022,” ujar Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (6/2/2023).

Indonesia diuntungkan dengan relatif tingginya harga komoditas ekspor unggulan di pasar global yang memberikan penerimaan tak terduga atau windfall dan mendongkrak kinerja ekspor serta surplus neraca perdagangan.

Pada tahun 2022, ia menyebutkan ekspor barang dan jasa mencatat pertumbuhan 16,28 persen dibanding tahun sebelumnya (year-on-year/yoy), sehingga menopang pertumbuhan ekonomi di saat pertumbuhan konsumsi rumah tangga belum kembali ke level pra-pandemi.

BACAAN LAIN:
Ekonom Perkirakan Defisit APBN 2023 di Bawah Tiga Persen PDB

Windfall ekspor masih berlanjut namun cenderung melemah akibat harga beberapa komoditas unggulan mengalami penurunan, terutama minyak kelapa sawit walaupun nilai dan volume ekspor mengalami peningkatan.

Selain itu, sambung Margo, neraca perdagangan Indonesia membukukan surplus sebesar 54,53 miliar dolar AS pada tahun 2022 atau tumbuh sebesar 53,96 persen (yoy), berkat ekspor barang yang tercatat mencapai 219,98 miliar dolar AS.

“Ekspor komoditas unggulan seperti batu bara tercatat 46,74 miliar dolar AS, minyak kelapa sawit 27,77 miliar dolar AS, serta besi dan baja 27,82 miliar dolar AS,” ucap dia.

Selain harga komoditas, ia menuturkan persoalan menjaga inflasi turut menjadi bagian penting yang harus diperhatikan pada tahun ini meski tren inflasi secara global maupun Indonesia kian menurun.

BACAAN LAIN:
CFG Incar Akuisisi Bisnis Private Banking SVB

Inflasi tetap menjadi perhatian pemerintah karena akan sangat mengganggu daya beli masyarakat, sehingga kestabilan menjaga harga barang dan jasa menjadi bagian penting yang perlu dikelola supaya daya beli masyarakat bisa terjaga dan konsumsi rumah tangga bisa tumbuh di atas level pandemi.

sumber : Antara

Sumber: Republika

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi
Click to Hide Advanced Floating Content

Click to Hide Advanced Floating Content