Selasa, 30/04/2024 - 08:56 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Keputihan tak Normal pada Wanita, ‘Penampakannya’ Berubah Jadi Seperti Ini

ADVERTISEMENTS

Ada beberapa infeksi yang menyebabkan ‘penampakan’ keputihan jadi tak normal.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

JAKARTA — Keputihan merupakan proses alami dan normal yang dialami wanita. Namun, setiap perubahan pada keputihan bisa menjadi tanda infeksi. Biasanya, keputihan tampak bening, putih, atau seperti cairan putih pudar, dan terdiri atas sel serta bakteri.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

“Keputihan seperti itu punya peran di leher rahim dan vagina karena membantu membersihkan area-area ini dan menghilangkan bakteri,” kata seorang dokter kandungan dan ginekolog, dr Jagriti Varshney, dikutip dari Indian Express, Rabu (8/2/2023).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Namun, dr Varshney mengatakan ada karakteristik terpisah untuk keputihan normal dan abnormal. Perhatikan perubahan seperti dari tekstur, bau, warna, dan jumlah keputihan karena itu dapat mengindikasikan adanya masalah.

ADVERTISEMENTS

Keputihan yang normal biasanya berbentuk cairan yang encer, bening, tidak berbau, tidak menimbulkan rasa gatal atau iritasi, dan biasanya terjadi dua pekan sebelum menstruasi saat ovulasi terjadi. Namun, jumlah yang keluar dapat meningkat jika seseorang, misalnya, mengonsumsi pil kontrasepsi oral.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Apabila keputihan mengalami perubahan penampakan seperti berikut, maka sebaiknya berkonsultasi ke dokter:

Berita Lainnya:
WHO: Vaksin Selamatkan 154 Juta Nyawa dalam 50 Tahun

1. Keputihan yang kental atau gatal mungkin, artinya Anda mungkin mengalami infeksi.

2. Warna keputihan kuning tua, cokelat, abu-abu, atau hijau dapat mengindikasikan infeksi.

3. Bau amis atau busuk dari kotoran.

4. Jumlah keputihan yang terlalu banyak.

Menurut dr Varshney, gejala lain yang terkait dengan keputihan yang tidak normal adalah merasa sakit ketika berhubungan seksual. Kemudian sering buang air kecil; terasa sakit atau nyeri di daerah panggul; gatal; serta ada benjolan dan pembengkakan di daerah vagina.

Ada beberapa infeksi yang menyebabkan keputihan menjadi tidak normal:

1. Infeksi ragi (jamur)

Kondisi ini terjadi ketika jamur tertentu yang disebut kandida tumbuh di vagina. Ini menyebabkan cairan menjadi kental dan seperti keju. Ini bisa membuat bengkak vagina dan menyebabkan gatal terus-menerus dan hubungan seks yang menyakitkan. Infeksi semacam itu diobati dengan obat antijamur.

2. Trichomoniasis

Ini adalah infeksi menular seksual (IMS) yang bisa didapat dari berhubungan seks dengan orang yang terinfeksi. Ini bisa menyebabkan keputihan berwarna hijau, kuning, atau abu-abu, dan teksturnya menjadi berbusa. Penyakit ini disebabkan oleh parasit dan dapat diobati dengan antibiotik.

Berita Lainnya:
Batasi Penggunaan Ponsel pada Anak, Usia Berapa Idealnya Anak Punya Akun Medsos?

3. Bakteri vaginosis (BV)

Kondisi ini terjadi melalui kontak seksual tetapi tidak setiap saat. Orang dengan BV memiliki keputihan berwarna abu-abu atau putih, dengan bau busuk.

4. Klamidia dan gonore

Ini merupakan infeksi menular seksual (IMS) umum yang dapat diobati melalui antibiotik. Seseorang dapat memiliki debit keruh, hijau, atau kuning dalam kasus ini. Ini dapat menyebar jika tidak diobati. Kondisi ini juga dapat terjadi melalui hal-hal yang tidak menular seperti akibat pembalut, sabun, mainan seks, alat pengaman seks, atau karena kadar estrogen yang lebih rendah menyebabkan vaginitis atrofi selama menopause.

Cara terbaik untuk menjaga kesehatan vagina Anda menurut para ahli:

1. Hindari penggunaan gel berparfum, sabun, lap, atau produk kebersihan kewanitaan lainnya yang mengiritasi.

2. Tidak melakukan douching atau mencuci bagian dalam vagina.

3. Menyeka vagina dari depan ke belakang untuk mencegah bakteri masuk ke dalam vagina.

4. Jangan mengenakan pakaian dalam, pakaian renang, baju yang ketat atau pakaian yang menyebabkan berkeringat untuk waktu yang lama.

5. Rutin mengganti pembalut saat menstruasi.

 

 

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi