Senin, 06/05/2024 - 19:41 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Dikira Gigitan Laba-Laba, Tangan Wanita Ini Ternyata Infeksi karena Ikat Rambut Kotor

ADVERTISEMENTS

Penting untuk mencuci ikat rambut secara berkala agar tetap higienis.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

JAKARTA — Ikat rambut jarang menimbulkan masalah, tetapi akan menimbulkan sedikit abrasi saat secara kronis bergesekan dengan daging. Ini tidak hanya dapat menciptakan celah untuk bakteri, tetapi juga dapat membatasi aliran darah dan merusak saraf.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Satu studi kasus bertindak sebagai pengingat yang gamblang tentang pentingnya mencuci ikat rambut secara berkala agar tetap higienis. Pada 2015, Audrey Kopp melihat benjolan muncul di pergelangan tangannya di mana dia biasa memakai ikat rambut yang berkilauan.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Mengira itu adalah gigitan laba-laba, dia awalnya mengabaikan benjolan itu sampai tumbuh lebih besar. Setelah akhirnya mengunjungi dokter, Audrey diberi resep antibiotik, tetapi gejalanya masih berlanjut.

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh

Akibatnya, sayatan harus dibuat di pergelangan tangannya untuk mengeluarkan nanah dari absesnya. “Saya menggosok pergelangan tangan saya dengan goresan kecil, dan bakteri dari dasi masuk, menyebabkan infeksi bakteri yang mengancam jiwa,” tulisnya di halaman Facebook-nya.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

Dilansir laman Express, Senin (13/2/2023), dokter menduga bakteri dari ikat rambut telah berpindah ke kulit dan memasuki kulit melalui pori-pori dan folikel rambut yang menyebabkan tiga jenis infeksi. Pakar lain berteori tepi tajam partikel berkilauan pada aksesori telah menggores kulit, menyediakan pintu gerbang bagi bakteri. Meskipun risiko infeksi akibat pemakaian ikat rambut jarang terjadi, dokter memperingatkan agar tidak memakainya di pergelangan tangan jika terlalu ketat.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh
Berita Lainnya:
Wamenkes: Akar Masalah Obesitas pada Anak Adalah Keluarga

Dokter Brian Fisher, Direktur Klinis di aplikasi kesehatan Evergreen Life, menjelaskan meskipun mengenakan barang-barang seperti ikat rambut di pergelangan tangan Anda tidak akan menimbulkan masalah apa pun bagi sebagian besar orang, hal itu dapat menyebabkan masalah jika sangat ketat.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

“Jika ikat rambut yang ketat dibiarkan terlalu lama di pergelangan tangan, aliran darah di tangan Anda mungkin bisa terputus dan menyebabkan masalah seperti kerusakan saraf,” ujarnya.

Jadi, jika merasa tangan Anda lebih dingin atau mengalami kesemutan, maka sebaiknya segera lepaskan benda yang ada di pergelangan tangan agar darah tetap mengalir. Meskipun komplikasi infeksi telah terdokumentasi dengan baik, tanda-tanda peringatannya sering kali diabaikan.

Berita Lainnya:
Ahli Gizi Ingatkan Kue Kering dan Sirup Lebaran Picu Kenaikan Berat Badan

Pada tahap pertama, kulit umumnya menjadi merah dan hangat. Jika benjolan yang menyakitkan muncul di tempat infeksi (abses), ini mungkin menandakan kumpulan nanah di bawah kulit. Beberapa abses terbentuk di dalam tubuh, menyebabkan gejala nonspesifik seperti suhu tinggi, merasa tidak enak badan, dan nyeri di area yang terkena.

Patogen yang bertanggung jawab atas jenis infeksi ini adalah virus, bakteri, jamur, dan parasit yang berada di permukaan kulit. Agen penyebab penyakit menghasilkan racun, yang merupakan bahan kimia kuat yang merusak sel dan menyebabkan penyakit, dan terkadang sepsis.

“Sepsis terjadi ketika tubuh Anda bereaksi terlalu kuat terhadap infeksi, tidak hanya melawan bakteri tetapi juga jaringan Anda sendiri,” kata dr Fisher.

Infeksi bakteri apa pun memiliki peluang untuk menjadi septik. Namun, ada beberapa kelompok yang berisiko lebih tinggi untuk mengembangkannya. “Ini termasuk mereka yang menderita diabetes, orang yang baru saja menjalani operasi atau penyakit serius, serta mereka yang berusia di atas 75 tahun,” ujarnya.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi