Kamis, 02/05/2024 - 01:24 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

AMERIKAINTERNASIONAL

AS Bangkitkan Lagi Narasi Kebocoran Lab di Cina Sebagai Penyebab Pandemi

ADVERTISEMENTS

WASHINGTON – Amerika Serikat (AS) sedang membangkitkan kembali narasi bahwa pandemi Covid-19 muncul akibat kebocoran laboratorium di Cina. Akhir pekan lalu, Departemen Energi AS telah mengemukakan lagi dugaan kebocoran lab sebagai penyebab pecahnya pandemi. Kemudian pada Selasa (28/2/2023) lalu, Biro Investigasi Federal (FBI) turut menyampaikan hal serupa.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

“FBI sudah cukup laman menilai bahwa asal-usul pandemi kemungkinan besar merupakan potensi insiden laboratorium di Wuhan,” kata Direktur FBI Christopher Wray dalam sebuah wawancara dengan Fox News.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Wray mengungkapkan, dia tidak dapat memaparkan lebih banyak detail terkait hal itu karena sifat kerahasiaan informasi. Kendati demikian, dia menuduh Cina berusaha semaksimal mungkin menggagalkan dan mengaburkan upaya AS serta pihak lainnya untuk mempelajari lebih lanjut tentang asal-usul pandemi Covid-19.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Pemerintah Cina telah meminta agar asal-usul pandemi Covid-19 tidak lagi dikaitkan dengan dugaan kebocoran laboratorium di Wuhan. Hal itu disampaikan setelah Departemen Energi AS mengungkapkan bahwa mereka memiliki bukti baru yang menunjukkan bahwa Covid-19 kemungkinan besar muncul akibat kebocoran lab di Negeri Tirai Bambu.

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Cina Ungkap Hasil Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing 

“Pihak-pihak tertentu harus berhenti mengungkit kembali narasi “kebocoran lab”, berhenti mencoreng Cina, dan berhenti mempolitisasi penelusuran asal-usul (pandemi),” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Cina Mao Ning, Senin (27/2/2023), dikutip laman resmi Kemenlu Cina.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Dia menekankan, penelusuran asal-usul virus SARS-Cov-2 penyebab Covid-19 adalah tentang sains dan tidak boleh dipolitisasi. Mao menegaskan, Cina selalu mendukung dan berpartisipasi dalam penelusuran cikal bakal Covid-19 berbasis sains global.

“’Pandemi berasal dari laboratorium dianggap sangat tidak mungkin’ adalah kesimpulan otoritatif berbasis sains yang dicapai oleh para ahli dari misi bersama WHO-Cina setelah kunjungan lapangan ke laboratorium di Wuhan serta komunikasi mendalam dengan para peneliti. Itu tercatat secara akurat dalam laporan misi dan telah mendapat pengakuan luas dari komunitas internasional,” kata Mao.

Berita Lainnya:
Menteri Palestina: Pasukan Israel Sengaja Targetkan Perempuan dan Anak-Anak

Pada Ahad (26/2/2023), The Wall Street Journal melaporkan, Departemen Energi AS memiliki keyakinan bahwa pandemi Covid-19 muncul akibat kebocoran laboratorium di Cina. Namun kesimpulan tersebut dibuat dengan “keyakinan rendah”. Artinya tingkat kepastiannya tidak tinggi. Menurut The Wall Street Journal, empat lembaga AS lainnya, bersama dengan panel intelijen AS, masih menilai bahwa Covid-19 kemungkinan besar merupakan penularan alami. Sementara dua lainnya belum diputuskan.

Departemen Energi AS tidak menanggapi permintaan komentar lebih jauh. Pada Ahad lalu, Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan mengatakan, ada berbagai pandangan dalam komunitas intelijen di negaranya tentang bagaimana asal-usul pandemi Covid-19. “Beberapa dari mereka mengatakan, mereka tidak memiliki informasi yang cukup,” ucapnya.

Saat ini pandemi Covid-19 telah terkontrol. Perekonomian dan perdagangan global sudah kembali bergeliat. Kendati demikian akhir Januari lalu WHO menyatakan bahwa Covid-19 tetap menjadi darurat internasional.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi