Rabu, 01/05/2024 - 07:57 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ISLAM

Mengapa Manusia Bisa Bermuka Dua?

ADVERTISEMENTS

JAKARTA –Goncangan hidup dapat berdanpak pada ragamnya perilaku manusia. Salah satunya manusia bermuka dua.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

Imam Masjid New York, Imam Shamsi Ali mengatakan sifat bermuka dua lebih dikenal dengan “double standard personality” juga dikenal dengan “split personality” ini sangat berbahaya.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

“Karena anda akan menemukan di hadapan anda seseorang yang berubah di belakang anda. Karakter orang yang seperti ini juga dikenal dalam bahasa agama disebut dzul wajhaen,”ujar dia.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Sebuah karakter yang dilabel sebagai “asyarrin naas” (seburuk-buruk) manusia (hadits).

ADVERTISEMENTS

 

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Manusia berwajah dua paling pintar menampilkan keindahan di hadapan seseorang. Namun di belakangnya dia akan menusuk tanpa belas kasih dan rasa. Tersenyum manis tapi beri’tikad bengis.

Berita Lainnya:
Zakat Mal, Apakah Harus Ditunaikan Ketika Puasa Ramadhan?

Dalam dunia informasi, khususnya dunia maya dan media sosial, hal seperti ini dapat ditangkap dengan mudah. Seseorang seringkali tampil seolah zuhud, wars’, bahkan nampak suci dengan postingan-postingan pesan seolah dunia tidak penting.

Postingan-postingannya seolah menafikan urgensi dunia. Bahkan seringkali dengan meme tangisan seolah menampilkan hati yang lembut.

Akan tetapi kenyataannya dibalik dari postingan-postingan itu, Allah Maha Tahu, seseorang itu memiliki kepentingan duniawi yang diselimuti oleh propaganda-propaganda ukhrawi.

Di sinilah puasa hadir dengan keberkahannya. Puasa yang benar akan meluruskan seseorang, baik pada karakter batin maupun karakter lahirnya. Puasa yang merupakan ibadah yang paling personal sifatnya pertama kali mengajarkan kejujuran pada diri sendiri. Bahwa apa yang dinampakkan secara lahir harusnya selaras dengan kata batin.

Berita Lainnya:
Ini Sunnah Nabi di Bulan Syawal yang Pasti Disukai Kaum Jomblo

Kejujuran pada diri itu terbangun di atas kejujuran pada Pencipta. Karena memang “iman” yang memang menjadi asas perintah puasa (wahai orang-orang yang beriman diwajibkan atasmu berpuasa). Dengan kejujuran batin ini akan terlahir karakter lahir yang juga jujur.

Kadang memang kejujuran itu pahit. Tapi itu lebih mulia dari karakter paradoksikal pada diri seseorang.

Semoga puasa menjaga kita dari sifat diuble standard dan wajah ganda ini. Dunia telah muak dengan kepura-puraan dan kemunafikan. Bahkan kepura-puraan dalam ekspresi relijiositas sekalipun.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi