Selasa, 30/04/2024 - 16:54 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Bebasnya Anas Diglorifikasi, Pengamat: Ada Yang Keliru dan Aneh

ADVERTISEMENTS

J AKARTA- — Pengamat politik Dedi Kurnia Syah menilai ada yang keliru dengan pendidikan antikorupsi di ranah publik saat ini. Hal itu disampaikannya menyusul bebasnya narapidana kasus korupsi proyek Hambalang, Anas Urbaningrum yang disambut meriah oleh para loyalisnya.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

Alih-alih jera dan merasa bersalah atas perbuatannya, Anas justru dielu-elukan dan berupanya menciptakan citra barunya sebagai korban. Hal ini kata Dedi, tidak hanya Anas tetapi juga narapidana kasus korupsi lainnya.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

“Itu keanehan yang harus kita alami, bahwa Anas dan banyak lagi koruptor yang jarang merasa bersalah dan malu atas perbuatannya, justru berupaya menciptakan citra sebaliknya, sebagai korban seolah ia pahlawan. Ada yang keliru dengan pendidikan anti korupsi di ranah publik kita,\” ujar Dedi kepada Republika, Rabu (12/4/2023).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh
Berita Lainnya:
Ini Profil Mbah Benu Sosok Pemimpin Jamaah Aolia, Ternyata Pernah Jadi Mahasiswa Fakultas Kedokteran UGM Tapi Keluar karena Alasan Ini

Dedi melanjutkan, untuk kasus Anas, pengadilan tindak pidana korupsi telah menetapkan Anas terbukti bersalah dan dijatuhi hukuman pidana penjara serta denda. Sehingga, terlepas apakah Mantan Ketua Umum Partai Demokrat dikorbankan atau tidak, yang bersangkutan terbukti melakukan korupsi.

ADVERTISEMENTS

 

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Namun demikian, Anas tetap dinilai sebagai pahlawan bagi kelompok pendukungnya.

“Demikian politik praktis, loyalis berkerumun pada tokoh, bukan pada nilai perjuangan politik atau aib politik, banyak kasus korupsi yang tokohnya berupaya membangun citra pahlawan bagi Kelompoknya sendiri, tidak hanya Anas Urbaningrum, tetapi elit lain pun demikian,” ujarnya.

Bahkan, kebebasan Anas dari jeruji besi juga disambut meriah layaknya pahlawan bagi kelompoknya. Menurut Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) ini, penyambutan kepada Anas ini bagian propaganda politik untuk menaikkan wibawa ketokohan Anas. Hal ini karena Anas kembali mendirikan partai politik, sehingga basis pendukung loyal ini digunakan untuk menguatkan kembali wibawa Anas.

Berita Lainnya:
PLN Perbaiki Jaringan Listrik Terdampak Banjir Lahar Dingin Semeru

“Berbeda halnya, jika Anas tidak mendirikan partai, dan pensiun pasca menyelesaikan hukuman, besar kemungkinan tidak akan ada glorifikasi itu,” ujarnya.

Namun, dia menilai, masyarakat memilih mengingat Anas dari sosoknya dibanding kasusnya ini juga bukan masyarakat umum. Mereka kata Dedi, adalah masyarakat politik yang memang terkondisikan untuk kepentingan politik, yakni menumbuhkan elitisme Anas Urbaningrum.

“Dan keterlibatan Anas dalam korupsi besar hambalang secara struktur politik bukan karena faktor politis, sehingga ia dan loyalis ya menyebut diri sebagai korban. Anas adalah pelaku karena ia terlibat sebagai legislator,” katanya.

Sudah Beralih ke Motor Listrik? Merek Apa yang Sudah Nangkring di Garasi Kamu?

Suka Pakai Aplikasi Paylater? Favorit Kamu yang Mana?

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi