Rabu, 01/05/2024 - 03:29 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EROPAINTERNASIONAL

Jelang Pemilu Putaran Kedua, Partai Erdogan Malah Terpecah?

ADVERTISEMENTS

 ANKARA — Beberapa hari sebelum pemilihan presiden putaran kedua Turki, ada ketidaksepakatan dan ketidakpastian dalam pemerintahan Presiden Recep Tayyip Erdogan mengenai program ekonomi. Menurut wawancara dengan sembilan sumber, yang terdiri dari pejabat pemerintah atau orang lain yang memiliki pengetahuan langsung tentang masalah ini, kelompok informal anggota partai berkuasa telah berkumpul dalam beberapa minggu terakhir untuk membahas bagaimana mereka dapat mengadopsi kebijakan baru kenaikan suku bunga secara bertahap dan pinjaman.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

Empat sumber yang berbicara dengan syarat anonim mengatakan, Erdogan tidak terlibat langsung dalam pembicaraan, termasuk beberapa anggota Partai AK yang berada di luar pemerintahan tetapi memegang posisi senior di masa lalu. Di sisi lain pejabat dan anggota kabinet secara terbuka menyatakan, mereka ingin program saat ini tetap berjalan dengan meningkatkan ekspor dan pertumbuhan ekonomi melalui penurunan suku bunga dan pasar valas, kredit, dan utang yang dikelola dengan ketat.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Dengan jatuhnya cadangan devisa, beberapa analis mengatakan Turki dapat menghadapi kehancuran ekonomi lainnya karena inflasi melonjak lagi dan membebani neraca pembayarannya. Hal ini dapat dicegah jika pemerintah mengubah arah.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

“Mereka sedang mempelajari model ekonomi baru, karena model yang ada tidak dapat dipertahankan. Pada dasarnya, itu akan secara bertahap menaikkan suku bunga dan mengakhiri struktur penggunaan beberapa suku bunga,” kata seorang pejabat senior yang mengetahui masalah tersebut.  

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Pemantau Pemilu: Turki Perlu Pastikan Kebebasan Berekspresi 

Kelompok itu belum menyampaikan rencana lengkapnya kepada Erdogan. Sementara kantor Erdogan tidak bersedia untuk dimintai komentar.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Jika kembali berkuasa, Erdogan berjanji akan menurunkan suku bunga dan mengendalikan inflasi. Namun semua sumber mengatakan, tidak ada indikasi bahwa Erdogan telah membuat keputusan. Sebagian besar sumber mengatakan, Erdogan sebelumnya telah mendengar kekhawatiran atas ketegangan ekonomi yang meningkat dan cadangan devisa yang menipis.

Tiga sumber mengatakan, Erdogan bisa bertahan setidaknya untuk beberapa bulan ke depan, didorong oleh hasil kemenangan pemilu putaran pertama.

Analis mengatakan presiden berada di posisi terdepan untuk memenangkan pemilu putaran kedua.

“Ada dua pendapat berbeda di dalam partai,” kata sumber lain, yang merupakan seorang pejabat Partai AK yang berkuasa.  

Sumber itu menambahkan, keputusan apa pun akan berusaha untuk menjaga stabilitas ekonomi melalui ujian pemilihan kritis berikutnya, yaitu pemilihan kota pada Maret tahun depan.

Seorang pejabat ketiga menyatakan, hasil pemilu yang kuat pada akhirnya dapat meyakinkan para pemimpin bahwa perubahan cepat tidak diperlukan.

Kemungkinan Pivot Atau Mengubah Arah Kebijakan Ekonomi

Para ekonom mengatakan, mata uang lira telah kehilangan hampir 80 persen nilainya terhadap dolar dalam lima tahun terakhir, karena kebijakan ekonomi Erdogan. Nilai lira telah menyentuh rekor terendah baru sejak pemungutan suara awal, sementara ukuran risiko investasi telah melonjak.

Berita Lainnya:
China Ragukan Pengelolaan TEPCO atas Air Olahan PLTN Fukushima

Aliansi oposisi Kemal Kilicdaroglu berjanji untuk membalikkan program Erdogan dengan kenaikan rate yang agresif dan kembali ke prinsip pasar bebas. Prospek ini menyemangati investor internasional menjelang pemilihan putaran kedua.

Kendati memproklamirkan diri sebagai “musuh” suku bunga, Erdogan kadang-kadang mengambil pendekatan yang lebih ortodoks ketika menghadapi krisis ekonomi masa lalu. Kelompok informal yang mengerjakan rencana baru tidak mempertimbangkan pengetatan moneter yang agresif, melainkan  menekankan tingkat kebijakan di pasar pinjaman. 

Empat sumber mengatakan, pilihan lainnya adalah menggunakan lembaga publik dan subsidi negara untuk memberikan kredit selektif. Fitch mengatakan, peringkat kredit B negatif Turki tergantung pada apakah kebijakan pasca pemilihan menjadi lebih kredibel dan konsisten karena tekanan pada lira, defisit neraca berjalan yang lebar, penurunan cadangan, dan inflasi yang tinggi.

Outlook Pertumbuhan Ekonomi yang Suram

Erdogan menunjuk menteri ekonomi baru dan gubernur bank sentral pada 2021, dan mulai memangkas suku bunga menjadi 8,5 persen dari 19 persen pada saat itu. Langkah ini memicu kehancuran mata uang lira pada 2021 dan menyebabkan inflasi di atas 85 persen tahun lalu. Hal ini mendorong lebih dari 100 peraturan baru yang menghambat kepemilikan mata uang asing dan meningkatkan kepemilikan obligasi bank.

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS
1 2

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi